WAPS.Design, Bukti Berkarier dengan Passion itu Mungkin

Karya WAPS.Design yang dikenakan langsung oleh Wuri. Sumber: Dokumentasi @wuripribadi

Mantraidea.com – Banyak dari kita ingin menjadi idealis. Berkarier sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan yang kita miliki. Namun, tak sedikit orang yang mengungkapkan di dunia ini harus realistis. Padahal, di dunia kerja yang sesungguhnya, passion tidak selalu berhasil. Tapi, apakah sebenarnya berkarier dengan passion itu mungkin?

Mengenai passion, anggap saja kita sedang membicarakan seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap mode. Jika diselami lagi, ternyata itu bukan hanya tentang kecintaannya terhadap mode saja. Akan tetapi, banyak yang memanfaatkan kesenangannya ini sebagai peluang untuk memulai sebuah usaha. Dari yang dirintis sejak dini maupun rencana dikemudian hari. 

Fashion dan Ketertarikan

Saat ini fashion dan OOTD (Outfit Of The Day) merupakan hal yang wajib. Hampir semua hal yang berkaitan dengan fashion sangat diminati khalayak. Selain untuk kepentingan gengsinya, cara memadupadankan pakaian juga memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Bahkan tak jarang orang-orang mengaku bahwa fashion merupakan passion dari dalam dirinya.

Seperti Bella Aulia Kharisma, mahasiswi semester enam, Universitas Negeri Malang. Ia menyadari ketertarikannya terhadap fashion ketika lulus dari SMA. Sejak saat itu, ia mulai memikirkan jurusan apa yang cocok dengan dirinya. Dari passion, skill, dan prospek masa depannya. Yap! Pendidikan Tata Busana, Bella memantapkan keputusannya pada jurusan ini. 

Bella Aulia Kharisma, tertarik dengan fashion dan mencoba mendalami basic-nya. Sumber: Dokumentasi @abellaulia.kff

Tak hanya mendalami pengetahuan umum tentang fashion, tapi ilmu dasar dari pakaian dan berpenampilan pun ditekuninya. Benar saja, tak semua orang tahu tentang hal yang mendasari fesyen. Dari situ, keputusan melanjutkan pendidikannya di Tata Busana dirasa benar. “Kayak pakaian cowok itu aturannya gimana, cewek gimana, jenis-jenis kain, etika berpakaian, berpenampilan, kayak gitu-gitu lah pokoknya,” jelas Bella.

Tertarik dengan fashion, tapi tidak punya pengalaman dan basic mengenai pembuatan pakaian. Hal itu yang menjadi tantangannya selama kuliah di UM (Universitas Negeri Malang).  Ia mengaku sempat kesulitan, terlebih saat dihadapkan dengan praktik mendesain dan menjahit. 

Punya usaha dengan nama brand sendiri, itu yang diimpikannya. “Lebih dari itu, aku juga pengen punya bisnis kayak WO (Wedding Organizer) gitu, nanti semua desain acara, pakaian, dari aku,” ungkapnya dengan nada yang antusias. 

Mimpi itu terinspirasi dari salah satu media yang menawarkan jasa jahit online dan konveksi. Waps Design, yang pernah ia jajal untuk berkolaborasi dengan dirinya. Menciptakan style pakaian sesuai rancangan idenya dan dipoles oleh Waps Design. Mahasiswi semester empat ini pun mengaku kalau hasil kolab itu hanya ia gunakan sendiri. 

Tanpa Kursus Fashion, Bisakah?

Bagaimana jika kamu memiliki ketertarikan di dunia fashion, tapi tidak bisa menambah pengetahuan tentang fashion di dunia perkuliahan maupun kursus? Apakah tetap bisa bermimpi dan menjalankan usaha di bidang ini? 

Rupanya hal ini bukanlah halangan bagi Refira Audisti. Audi, sapaannya berkuliah di jurusan Pendidikan Tata Niaga, dan sudah menyukai dunia fashion sejak SMP. Bahkan Audi mengaku bahwa sedari kelas dua SMA dia sudah mencoba berbisnis di bidang fashion dengan menjadi reseller hijab dari salah satu brand lokal. Kegiatan itu pun masih dilakukan sampai sekarang yang menjadi mahasiswa dan sedang menempuh semester dua.

Walaupun tidak memiliki pengetahuan khusus sebagaimana orang yang kursus maupun sekolah fashion, Audi mengaku dapat mengakali hal itu dengan mengajak seseorang yang bisa bekerja sama dengannya. Seperti hal nya kerjasama yang dilakukan Audi menjadi Sales Promotion di WAPS.Design.

Merintis Waps.Design 

WAPS.Design adalah brand fashion yang menawarkan jasa Jahit Online dan produk Made by Custom. Siapa yang tidak ingin desain impiannya menjadi nyata? Sesekali kita pasti pernah memikirkan, bagaimana kiranya kalau kita dapat mendesain pakaian sendiri, sesuai dengan gaya, selera, dan tentunya kantong masing-masing. Hal itu sekarang dapat dilakukan dengan mudah dan terjangkau di WAPS.Design. Berawal dari kebosanan dengan pakaian yang dimilikinya, membuatnya terarik unt

Namun nyatanya, memulai bisnis di bidang fashion tanpa melalui sekolah formal pun dapat dilakukan.  Bahkan, usahanya sekarang sudah berjalan cukup lama dan memuaskan, baik bagi diri, passion, dan finansial nya. Adalah Wuri Anggraini, owner dari WAPS.Design, sekaligus mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Wuri memulai usahanya ketika masih menjadi mahasiswa S1.

“Awalnya nggak sengaja. Waktu itu aku mulai dari jual-jual baju aku, preloved karena emang udah engga aku pakai lagi, cuman ternyata ada yang pengin bajunya juga. Dan akhirnya aku coba buatkan dengan model yang sama, bahan yang sama. Karena dulu kan sempat kursus jahit juga, dan jadilah bisnisnya berjalan sampai sekarang,” tutur Wuri dengan penuh rasa syukur.

Saat di wawancara mengenai bisnisnya Wuri juga menjelaskan bahwa usahanya ini merupakan bentuk kesenangannya terhadap fashion. Wuri menjelaskan bahwa fashion memang passion nya, akan tetapi untuk saat ini dia masih menjadikannya sebagai selingan. Itulah sebabnya ia tetap melanjutkan S2 nya di Pendidikan Bahasa Inggris dan bukan berganti jurusan fashion dikarenakan Wuri merasa sayang apabila harus berganti jurusan, mengingat dari awal sebelum berpikir untuk memulai usaha, ia sudah menjadi mahasiswa dengan jurusan tersebut.

Menurutnya tantangan terbesar ketika mulai mengerjakan pesanan produknya adalah ketika dirinya harus menyesuaikan hasil desainnya dengan kepuasan customer. “Jadi kadang customer udah nyerahin design nya ke kita, tapi setelah di beri mentahan design dari kita, customer sendiri yang ngerasa kurang cocok. Jadi tentunya harus kita sesuaikan lagi, customer nya maunya gimana,” jelas Wuri.

Karya WAPS.Design yang dikenakan langsung oleh Wuri. Sumber: Dokumentasi @wuripribadi

Dalam prosesnya pemesanan desain dan pakaian di WAPS.Design memang sangat dipikirkan sedemikian rupa. Customer dapat dengan bebas menentukan ukuran, bahan, model, durasi waktu pengerjaan, dan bahkan budget untuk menyesuaikan. Pun tidak jarang Wuri dan tim nya turut serta memberikan masukan-masukan pada customer untuk membantu memenuhi kenyamanan dan estetika dari hasil akhir pakaian yang akan dibuat. Hal ini tentunya menjadi poin lebih bagi customer.

Selain itu, salah satu poin yang membuat brand ini cukup disukai konsumen adalah metode yang digunakan. Sebagai customer, konsumen dapat melakukan pemesanan dan custom melalui Online Service, Dimana Customer bisa mengkonsultasikan design dan keinginan nya via daring, tanpa harus datang dan bertemu langsung dengan tim WAPS.Design. Prakteknya Wuri dan atau tim akan memulai dari ukuran badan, dengan menyampaikan kepada customer untuk mengukur panjang lengan, lingkar pinggang, lebar dada, panjang badan, dan lain-lain, dengan tetap memberikan arahan bagaimana cara mengukur yang tepat kepada customer. Selanjutnya akan disusul dengan pemilihan bahan, warna, dan penyesuaian design  untuk selanjutnya masuk ke tahap pengerjaan.. 

Menurutnya menjalankan bisnis ini memang gampang-gampang susah. Selain dibebani oleh aktivitas utamanya sebagai mahasiswa, ia juga harus terus belajar agar produk dan brandnya makin digemari banyak orang. “Kan biasanya orang bilang kalo udah kepepet banget pasti terlaksanakan, asal ada kemauan dan tekad dari diri sendiri, dan nyatanya emang beneran seperti itu,” tutup Wuri.

Jadi pada dasarnya memulai sebuah bisnis memang bisa dimulai dari yang namanya passion. Apakah akan selalu berhasil? jawabannya, tidak juga. Karena keberhasilan itu bisa muncul ketika diri kita memang mau berusaha mewujudkannya, entah seberapa banyak rintangan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *