Diversifikasi Olahan Tempe Kakao Lahirkan Inovasi Pangan

tempe kakao
Moodco Fine Chocolate hadirkan inovasi cokelat yang lebih sehat dan bermanfaat. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Mantraidea.com – Produsen coklat Kota Batu menghadirkan sebuah revolusi kuliner yang memukau. Memadukan dua rasa yang kontras, tapi saling melengkapi. Coklat dan tempe, menjadi satu kesatuan yang memikat selera. Tidak sekadar hasil percobaan, melainkan sebuah diversifikasi produk pangan yang luar biasa. Muncullah ‘Tekao’, sebutan singkat untuk tempe kakao. Sebuah gemerlap kuliner yang keluar dari batasan konvensional dan menjadi pencapaian terbaru dari Moodco Fine Chocolate.

Olahan yang dapat ditemukan di Jalan Sultan Agung, Kota Batu menawarkan citarasa manis dan gurih bersatu dalam harmoni yang sempurna. Seolah-olah memberikan sebuah cerita tentang kolaborasi tak terduga antara dua bahan makanan yang sangat berbeda.

Produk Pangan Inovatif

Mendengar kombinasi bahan tersebut, memang terdengar sebagai sesuatu yang ganjil. Imajinasi pun melambung, membayangkan bentuk cokelat tempe yang mungkin terkesan aneh. Nyatanya, bentuk yang diberikan tak jauh berbeda dengan cokelat yang beredar pada umumnya. Hanya saja, dikalibrasikan dengan tempe yang biasanya dijadikan sebagai lauk. 

Usut punya usut, ide ini berawal dari sebuah ajang lomba yang diadakan BPTP (Balai Proteksi Tanaman Pertanian) Jawa Timur pada tahun 2021 lalu. Adanya kompetisi olahan tempe yang disubstitusi dengan bahan lokal, dimana Moodco berusaha menyatukan tempe dengan biji kakao yang tidak difermentasi. Eksistensi produk besutan Merry Sujiati, hingga kini masih dikembangkan dan disebarluaskan.

Bentuk mentah dari kombinasi tempe dengan biji kakao yang tidak difermentasi menghasilkan ‘Tekao’, inovasi cemerlang dari Moodco Fine Chocolate. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Sejatinya, ‘Tekao’ merupakan jawaban bagi petani cokelat di Indonesia tentang cara mengolah biji kakao. “Kebanyakan petani tidak melakukan tahap fermentasi pada biji kakaonya. Padahal, benefit-nya banyak,” ujar Achmad Firdaus Abdillah, selaku staf Research and Development. Melalui ‘Tekao’, Moodco telah membuka jalan bagi petani-petani tersebut. Dengan mengajarkan cara mengoptimalkan biji kakao dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

Dalam prosesnya, staf yang kerap disapa Dani tersebut, mengungkapkan bahwa semua dari raw material atau bahan mentah. Biji kakao yang belum mengalami fermentasi dan belum menjadi cokelat disatukan dengan kedelai kuning. Kemudian, kedelai itu menjalani proses fermentasi menggunakan rhizopus, sejenis jamur yang biasa digunakan untuk membuat tempe. Inilah yang menjadi inisiasi dari terciptanya tempe kakao.

Ragam Ide Kreatif Kudapan

Sayangnya, sebagian besar orang mungkin belum familiar dengan rasa yang ditawarkan dari inovasi tempe kakao. Oleh karena itu, ragam ide kreatif terus dituangkan dalam olahan ini agar orang awam juga dapat menikmatinya. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengolah ‘Tekao’ menjadi pasta, dengan tujuan untuk menjadi tambahan dalam berbagai hidangan. Pasta ini juga digunakan untuk menetralisir rasa pahit atau rasa lain yang mungkin tidak diinginkan sebelumnya. Namun, di balik ide brilian ini, muncul tantangan baru yang menghadang, yaitu ketahanan pasta yang terbatas. 

Saat disimpan pada suhu ruang, pasta cenderung cepat membusuk. Menyiasati hal tersebut, kemudian di produksilah tempe kakao powder dengan umur simpan yang lebih lama. Keuntungan lainnya olahan ini mudah dicampurkan pada bahan makanan lainnya. 

Tempe Kakao Powder, sajian olahan lain dari ‘Tekao’ dengan umur simpan yang lebih lama. Dikemas sebagai campuran pada bahan makanan lain. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Lebih lanjut, Moodco pun memiliki pengembangan sweet and savory. Olahan manis yang dikembangkan pun berupa brownies dan cupcake. Dani mengungkapkan bahwa, “Meskipun Less gluten, tapi masih pakai terigu. Hanya saja, sebagian porsinya diganti dengan ‘Tekao’ powder.” Sedangkan, savory-nya dibuat dalam bentuk dumpling, bitterballen dan nugget. Menariknya, kudapan yang disajikan gurih ini dapat dinikmati dengan cocolan saus sambal, sambal kecap, ataupun cabe rawit. 

Sentuhan rasa yang disuguhkan pun tak terlalu jauh berbeda dengan rasa kudapan aslinya. Misalnya, bitterballen. Ketika mencicipi, rasanya hampir serupa saat menikmati risoles atau kroket. Namun, yang membuatnya berbeda adalah perpaduan mencengangkan antara tempe dan cokelat lebih mendominasi. Menciptakan keunikan tersendiri yang sulit dilupakan. “Uniknya itu, karena kan biasanya tempe gurih, tapi sekarang ada flavor pahit dari cokelat,” ujar Anggi selaku pengunjung yang juga mencoba tester dari kudapan tersebut.

Potret tiga olahan savory dari ‘Tekao’, yaitu dumpling, bitterballen dan nugget. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Solusi Isu Cokelat

Alih-alih hanya mengejar tren dan inovasi pangan semata, Moodco Fine Chocolate juga berusaha menyiasati isu yang berkembang dan menghadirkan solusi cerdas seputar konsumsi cokelat. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu Tim Marketing Moodco, yaitu Fabiola Rosalia Susanto. Kandungan dalam tempe kakao tidak berdampak buruk, tetapi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. “Tingginya kandungan polifenol dalam produk ini dapat menjaga tekanan darah, meningkatkan energi, bahkan memberikan manfaat kesehatan lainnya,” tandasnya. 

Moodco Fine Chocolate dengan ‘Tekao’ yang diproduksinya telah menciptakan perpaduan menakjubkan antara cokelat dan tempe. Menghasilkan diversifikasi produk pangan yang menggugah selera. Rasa manis dan gurih yang menyatu dalam harmoni sempurna menjadi bukti bahwa dalam keberanian mencoba, terdapat kejutan dan kenikmatan yang tak terduga. Moodco Fine Chocolate dan ‘Tekao’ telah membuka pintu menuju pengalaman kuliner yang unik dan memikat, membuktikan bahwa di balik setiap inovasi terdapat keajaiban rasa yang menunggu untuk dijelajahi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *