Growth Mindset jadi Modal UMKM ‘Langgeng’

growth mindset
Pelaku UMKM perlu menerapkan konsep growth mindset untuk mengembangkan bisnisnya agar langgeng dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi. MANTRAIDEA/Ratna Diana

Mantraidea.com –  Pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) perlu memiliki growth mindset agar bisnisnya terus berkembang. Meskipun, perjalanan sebuah UMKM untuk mencapai tingkatan usaha yang lebih besar tentu mengalami lika-liku. Seperti yang tertulis pada ukmmalang.com, tantangan UMKM di Kota Malang meliputi pengelolaan bisnis yang belum memadai.

Padahal, pada tahun 2023 UMKM Kota Malang turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 60,4%. Bahkan, tercatat 68% dari tenaga kerja di Kota Malang merupakan hasil dari adanya UMKM. Jadi, sangat disayangkan jika dalam pengelolaan bisnisnya belum memadai atau justru gulung tikar.

Hal ini menjadi serius karena mempengaruhi keberlangsungan UMKM itu sendiri. Untuk mencapai titik ‘langgeng’, dibutuhkan pola pikir bisnis yang inovatif dan sinergis. Sebelum jauh kesana, ParaMantra harus mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud growth mindset dalam dunia bisnis. 

Growth Mindset dalam Bisnis

Konsep growth mindset sering disebut sebagai mindset-nya pelaku usaha sukses. Alasannya, para pengusaha meyakini bahwa kemampuan diri seseorang dapat berkembang seiring adanya kerja keras dan latihan yang konsisten. Secara garis besar, konsep ini mengajarkan ParaMantra sebagai pelaku usaha agar tidak berdiam diri saja. Serta, dibutuhkan juga kemauan untuk terus berkembang dan menggali potensi diri. 

Dengan demikian, pola pikir yang terbentuk bukan hanya menyoal hasil akhir. Proses untuk sampai di titik ‘langgeng’ juga patut mendapat apresiasi. Serta, keterbukaan terhadap kritik dan saran menjadi ‘bumbu’ agar UMKM dapat terus berkembang. Jadi, bagaimana cara pelaku UMKM menerapkan growth mindset supaya tetap ‘langgeng’?

1. Tetapkan Rencana Bisnis

Membangun sebuah bisnis tidak serta-merta berjalan mengikuti arus tanpa dibarengi rencana yang matang. Langkah-langkah konkret untuk menetapkan batu loncatan berikutnya juga perlu dipikirkan. Tentunya, hal ini berguna sebagai strategi dalam mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu sebuah kesuksesan bisnis.

Selama proses perencanaan berlangsung, sisihkan terlebih dahulu soal hasil akhir dan fokus pada upaya kemajuan yang akan dijalankan. Seperti yang sudah dilakukan Labdagatic sejak 2011, sebuah UMKM bidang aksesoris fesyen yang ada di Kota Malang. Keberhasilan Labdagatic dalam mencapai titik ini tak lepas dari strategi perencanaan yang matang.

Selain itu, perencanaan desain hingga jadwal peluncuran produk juga terperinci dengan rapi. “Kami mempertimbangkan detail setiap produk untuk mempertahankan kualitas,” ucap Agita sebagai Co-Founder Labdagatic. Setiap produknya memiliki karakter dan cerita masing-masing, menjadi keunikan tersendiri yang terus ditonjolkan.

Labdagatic Mantraidea.com
Labdagatic, UMKM bidang aksesoris fesyen asal Kota Malang yang memiliki rencana bisnis matang sejak awal didirikan. MANTRAIDEA/Ratna Diana

Agita juga menjelaskan, “Selama 13 tahun berkarya, style Labdagatic terbentuk secara alamiah.” Sehingga, dapat dengan mudah dikenali dan memiliki konsumen tetap. Hal ini merupakan buah dari rencana bisnis yang sudah matang sejak awal.

2. Ubah Arti Kegagalan

Kegagalan bisnis seringkali menghambat penerapan konsep growth mindset. Situasi ini membuat orang terpuruk hingga tak mau mencoba lagi. Padahal, jika digali lebih lanjut dalam setiap kegagalan selalu ada kesempatan untuk belajar.

Merujuk pada hal itu, ParaMantra dapat mengalihkan arti ‘kegagalan’ sebagai cara untuk berkembang dari pengalaman. Belajar dari kegagalan itu bukan suatu hal yang buruk, kok! Mulailah dengan belajar mengatasi faktor penyebab kegagalan tersebut di masa yang akan datang.

3. Ambil Peluang dan Keluar dari Zona Nyaman

Tidak bisa dipungkiri aplikasi TikTok saat ini menjadi penggerak tren di berbagai bidang. Tentu, hal ini sangat memungkinkan untuk dijadikan peluang bisnis. Dengan membaca tren TikTok dan mempelajarinya, ParaMantra dapat keluar dari zona nyaman yang selama ini digauli.

Fenomena ini dimanfaatkan dengan baik oleh 3SECOND. Tepatnya sejak 17 Maret 2024 lalu, 3SECOND meluncurkan produk ‘NOWstalgia’ dengan tagline-nya yang menjadi tren TikTok ‘Not So Old School’. Ketepatan 3SECOND dalam membaca tren fesyen TikTok yang mengacu pada gaya 90-an digunakan sebagai momen untuk mengembangkan potensi kreatifnya.

3second mantraidea.com
NOWstalgia’ produk terbaru 3SECOND, manfaatkan tren sebagai peluang untuk keluar dari zona nyaman. Sumber: @its3second

Umumnya, 3SECOND memproduksi item fesyen dengan gaya casual dan desain yang sangat sederhana. Namun, pada edisi ‘NOWstalgia’ mereka ingin mengajak konsumennya untuk kembali merasakan suasana ‘Old School’ di era 90-an. Penerapan konsep growth mindset untuk mempelajari hal baru dan keluar dari zona nyaman berhasil ditembak tepat sasaran.

4. Atur Keuangan Bisnis

Mengatur keuangan menjadi hal yang cukup krusial dalam menjalankan UMKM maupun tingkat bisnis yang lebih tinggi. Hal ini seharusnya menjadi prioritas utama untuk menjaga kestabilan finansial usaha dan perkembangan bisnis secara bertahap. Modal bisnis, pemasukan, pengeluaran, dana darurat, biaya operasional hingga laba dan rugi harus diperhatikan dengan detail.

Tujuannya, agar pelaku UMKM dapat mengetahui dengan pasti bagaimana kondisi finansial UMKM-nya. Dari sana, perincian mengenai alokasi keuangan dapat tertata dengan jelas. Sehingga, dapat menghindari penggunaan dana yang tidak fungsional. 

Kelanggengan suatu usaha juga tidak lepas dari konsistensi, loh! Mulai dari menjaga kualitas produk hingga konsistensi dalam menerapkan growth mindset. Pasalnya, untuk menjalankan suatu bisnis memerlukan perkembangan pola pikir dari pelaku usaha agar tidak stuck.

Kalau ParaMantra sudah menerapkan growth mindset, belum? Yuk, belajar mulai sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *