Waspada Krisis Modal, Ini Cara Mengatur Keuangan UMKM

cra mengatur keuangan
Ilustrasi cara mengatur keuangan yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM. Sumber: Freepik

Mantraidea.com – Cara mengatur keuangan rupanya semakin krusial, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini menjadi prioritas utama bagi para pelaku bisnis guna menjaga dan meningkatkan keuntungan yang telah diperoleh. Tak ada standar pasti mengenai jumlah minimal yang harus dimiliki, tapi finansial yang cukup dapat membantu usahamu untuk tetap stabil dan tumbuh secara bertahap.

Apalagi, UMKM telah dianggap menjadi tulang punggung perekonomian Tanah Air. Bahkan, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa Indonesia memiliki hampir 99% unit UMKM. Sayangnya, banyak pelaku UMKM yang masih kesulitan dalam mengelola keuntungannya. Bahkan, belum cukup paham mengenai cara mengatur keuangan usaha dengan bijak.

Hal itu pun juga disoroti oleh Siti Zubaidah selaku dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah (UMM). Menurutnya, beberapa pelaku usaha terlalu berasumsi bahwa bisnisnya akan selalu naik. Padahal, pada kenyataannya tidak demikian, laju bisnis tentu mengalami naik turun.  Akibatnya, banyak di antara mereka terpaksa menutup usaha yang telah dirintisnya. Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan UMKM yang tepat? 

1. Buat Pembukuan Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan secara teratur dapat membantu ParaMantra untuk memantau kondisi finansial bisnisnya. Hanya saja, banyak pelaku UMKM yang seringkali mengabaikan hal ini. Entah karena belum mengetahui manfaatnya atau justru malas melakukannya. 

Layaknya perusahaan besar, laporan keuangan memainkan peran krusial dalam memantau kestabilan ekonomi. Cara mengatur keuangan ini dapat dimulai dengan mencatat arus kas yang menunjukkan adanya uang masuk dan keluar setiap harinya. “Alasannya sederhana, karena pelaku UMKM wajib mengetahui minimal berapa biaya operasional usahanya dan juga untung rugi yang diperoleh,” jelas Ida, sapaannya.

Selain itu, penting juga untuk merinci aset dan cicilan yang harus dibayar tiap bulannya. Dengan demikian, pemilik usaha dapat mengevaluasi kapasitas usaha sebelum mengembangkan UMKM-nya. ParaMantra bisa mulai membuat laporan keuangan hanya dengan mencatat finansial di buku kecil atau langsung di handphone, loh! Ini menjadi salah satu cara mengatur keuangan yang gampang kan?

pencatatan arus kas
Ilustrasi pencatatan arus kas melalui salah satu aplikasi laporan keuangan UMKM. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

2. Kelola dengan Bijak Untung Rugi

Tujuan utama dari mendirikan sebuah usaha adalah mendapatkan keuntungan. Tak salah untuk menikmati laba dari usaha sendiri. Tapi, bukan berarti dihabiskan tanpa sisa. 

Sebab, laba dari hasil usaha tersebut bisa diputar kembali menjadi modal lainnya. Menurut Ida, “Laba sebaiknya dialokasikan untuk mengembangkan usaha. Misalnya saja, menambah jumlah outlet, karyawan, maupun produk dan layanan”. Jika UMKM tersebut dapat berkembang lebih besar, maka cara mengatur keuangan juga semakin rumit dan detail. 

Namun, jika usaha tersebut mengalami kerugian, maka segeralah membuat rancangan anggaran baru dan realistis. Pastikan untuk meminimalisir pemborosan yang tidak perlu. 

3. Persiapkan Dana Darurat

Sebuah usaha pasti akan mengalami fase untung rugi di sepanjang perjalanannya. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus memiliki dan memahami pentingnya dana darurat sebagai bagian dari strategi finansialnya. Selain itu, celengan ini juga dapat menjadi benteng pertahanan untuk menghadapi situasi darurat atau krisis yang tidak terduga.

Namun, cara mengatur keuangan ini juga harus dilakukan dengan bijaksana. “Dana darurat sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan genting atau mendesak. Misalnya saja untuk mengatasi penurunan dalam penjualan, tambahan modal, atau kepentingan yang lain,” tutur Ida. 

untung rugi bisnis
Ilustrasi menyisihkan sebagian laba untuk dijadikan dana darurat. Sumber: Freepik

Jumlah dana darurat tiap pelaku UMKM cenderung berbeda, tergantung kebutuhan masing-masing, untung rugi dari usaha, dan cara mengatur keuangannya. Celengan ini pun biasanya dapat diakumulasi dari laba yang diperoleh. Apabila dana darurat tersebut terpaksa digunakan, maka ParaMantra harus segera mengambil langkah untuk mengembalikan dana tersebut ke level yang aman. 

4. Pisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis

Banyak orang menganggap bahwa usaha yang dijalaninya masih tergolong kecil. Asumsi mengenai ekonomi dapat diatur sedemikian rupa meskipun keuangan tidak dipisah masih menjadi pegangan. Alhasil, tak ada batas pemakaian antara uang pribadi dengan uang hasil bisnis. Parahnya, pengeluaran menjadi tidak terkontrol.

Maka dari itu, cara mengatur keuangan selanjutnya adalah dengan memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Sebagai hasilnya, pelaku usaha dapat lebih mudah untuk cek UMKM dari segi finansial. Jika kedua hal ini tercampur, maka akan sulit untuk menentukan biaya operasional usaha yang sebenarnya. “Selain itu, risiko menggunakan uang hasil usaha untuk kebutuhan pribadi tanpa disadari juga ikut meningkat,” tambahnya.

Langkah praktis yang bisa dilakukan adalah memberikan tempat dan pencatatan yang terpisah. Bahkan, membuka rekening bank khusus untuk bisnis juga dapat menjadi solusi efektif. Tapi, yang mendasari keberhasilan dari cara mengatur keuangan ini adalah tingkat disiplin dalam menerapkannya. Kalau tidak, pendapatan usahamu akan sia-sia.

Ingat, bisnis yang berhasil adalah yang dirawat secara konsisten. Luangkan waktumu untuk belajar cara mengatur keuangan bisnis yang optimal. Tapi, kalau ParaMantra mempunyai cara mengatur keuangan yang lain, komen di bawah ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *