Keajaiban Akrilik Hidupkan Karya Lukis

Suwarno, pelukis asal Mojokerto jadikan makhluk hidup sebagai sumber inspirasi karyanya. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Mantraidea.com – Para seniman selalu mempunyai ide kreatif yang luar biasa saat menciptakan sebuah karya seni, terutama dalam bentuk lukisan. Karya indah dengan memadukan fleksibilitas dan ekspresi yang menarik menjadi hasil akhirnya. Terlebih, inspirasinya bisa datang secara tak terduga dari berbagai sumber. Dengan mahir dan kelihaian tangannya, pelukis mampu menciptakan harmoni yang memukau, baik dari benda mati maupun makhluk hidup.

Seperti yang dilakukan oleh Suwarno, memilih mengabadikan makhluk hidup, terutama binatang dalam setiap karyanya. Sejak tahun 2004, tatkala ia menjadi seorang seniman potret atau pelukis jalanan di Jl. Mojopahit, Mojokerto. Sederhananya, Suwarno menggambarkan kegiatan tersebut sebagai ‘ngamen’. Namun, ia justru merasa terdorong untuk melukiskan hal yang menyangkut kehidupan. Sehingga, menjadi sumber inspirasi yang tak kunjung usai dalam karya-karyanya. 

Abadikan Momen dalam Lukisan

Gairahnya terhadap makhluk hidup mendorongnya untuk terus menciptakan karya orisinal dan memukau. Dengan tekun mengasah bakatnya, mengembangkan inspirasi dalam seni lukis ternyata telah menjadi bagian dari separuh hidupnya. Setiap goresan kuas menjadi jejak pengejawantahan bakatnya dalam menciptakan karya seni lukisan.

“Sebenarnya sumber inspirasi itu bisa datang dari mana saja, entah itu dari media sosial atau peristiwa sekitar,” ujar pelukis asal Mojokerto ini. Salah satu contoh karya hasil lukisannya adalah gambar dua ekor anak kucing yang berada di taman. Lukisan tersebut sebenarnya didedikasikan untuk kelima anaknya yang sangat menyukai kucing. Ia menceritakan betapa sedih anaknya saat melihat anak kucing yang ditinggal mati oleh sang induk.

Tentu saja, sebagai seorang ayah, getaran emosi tidak bisa ditahan saat menyaksikan momen yang mengharukan tersebut. Hasratnya untuk mengabadikan kejadian itu mendorong dirinya untuk menuangkannya dalam sebuah lukisan yang memukau. Terlebih, dengan tingkat realisme yang membuatnya terlihat seperti seekor kucing hidup yang nyata.

Lukisan karya Suwarno gunakan media akrilik, menghidupkan keindahan di setiap goresannya. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Medium Seni Lukis

Dalam sebuah kanvas berukuran 50×40 cm, pelukis asal Mojokerto itu menghasilkan sebuah lukisan yang sepenuhnya menggunakan media akrilik. Dengan tegas ia menyatakan, “Tanpa mencampuradukkan dengan media lain, tujuannya adalah menciptakan karya yang memiliki kehidupan tersendiri.” Akrilik mampu menghadirkan kekuatan visual yang intens bagaikan gambaran nyata. Sehingga, karya seninya mampu berbicara dengan kekuatan yang sejati. Setiap elemen seni dan perpaduan warna akrilik harus sempurna, seolah-olah menghidupkan objek dalam setiap detailnya.

Bagi seorang seniman seperti Suwarno, melukis dengan akrilik bukan sekadar proses teknis. Melainkan, sebuah perjalanan yang memikat dan penuh inspirasi. Medium atau teknik tersebut membuatnya merasakan koneksi emosional yang mendalam dalam goresan catnya. Sehingga, mampu mengungkapkan kehidupan yang ada dalam objek-objek lukisan dan menjadikan karyanya tampak nyata.

Potret lukisan Suwarno yang diikutsertakan dalam ajang pameran di Dewan Kesenian Malang. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Hal itu, sejalan dengan peranan dalam memilih sebuah warna. Sang seniman menyadari betapa warna dapat mempengaruhi kesan dan suasana dalam sebuah karya seni. Namun, kali ini Suwarno terobsesi untuk menorehkan keindahan warna bulu kucing yang menjadi sumber inspirasi dalam lukisannya. “Keakuratan warna adalah kunci untuk membuat lukisan tersebut hidup dan menarik perhatian yang melihatnya,” sambung Suwarno.

Ia menggali palet warna dengan seksama, mengkombinasikan dan memadukan nuansa yang sesuai dengan ciri khas bulu kucing tersebut. Baginya, tak ada warna yang remeh atau tidak penting. Setiap sentuhan warna, mulai dari bulu kucing hingga mata yang berkilau, ia tangkap dengan presisi tinggi. Kemudian, ia mengaplikasikannya pada goresan kuas dengan cat akriliknya. Ia berusaha memastikan bahwa karya seninya mampu menyampaikan esensi sejati dari keberadaan kucing tersebut.

Realisme Sebuah Karya

Menghadapi tantangan mood, menjadi hal utama saat menggarap sebuah lukisan. Namun, ia mampu menyalurkan inspirasinya dalam waktu singkat, hanya dalam tiga hari. Tak ada hambatan lain yang menghalangi proses kreatifnya. Ia dengan tekun mencari referensi, menangkap momen, dan melukiskan setiap hal yang muncul dalam pikirannya dengan penuh ketulusan.

Suwarno sempat memamerkan karyanya di Dewan Kesenian Malang yang ternyata memikat perhatian Arfandi, seorang penyuka seniman. Ia mengatakan bahwa, “Keren parah! seperti bukan lukisan, karena hasil dari teksturnya itu halus dan nyata.” Sementara itu, Africo Adinata juga terpesona dan berharap bisa memiliki lukisan tersebut. Terlebih, sesuai dengan kesukaannya terhadap kucing yang sejalan dengan tema lukisan.

“Pelukis itu tak ada batasan ruang dan waktu, apalagi dalam segi tema,” tutupnya. Lukisan ini menjadi bukti nyata dari dedikasi dan cinta yang ia miliki terhadap seni lukis. Melalui medium akrilik, ia berhasil menangkap momen yang berharga dan mengabadikannya dengan indah. Karya seni ini akan terus hidup, memancarkan pesona dan kehidupan yang tak tergantikan, serta menginspirasi orang-orang yang melihatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *