Kedai Vietcong: Cara Baru Nikmati Pho Khas Vietnam

Suasana dapur Kedai Vietcong saat menyiapkan menu andalannya. MANTRAIDEA/Rendy Andhika Putra

Mantraidea.com – Kuliner malam di Kota Malang terus menjadi topik yang tak pernah habis. Diantara banyaknya jenis kuliner khas dari berbagai daerah dan negara, salah satu yang menarik perhatian adalah Kedai Vietcong. Terletak di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Klojen, Kota Malang.

Nama kedainya sudah mengisyaratkan bahwa ini adalah tempat kuliner yang identik dengan Negara Vietnam. Menawarkan mie khas negara tersebut yang lezat dan autentik. Pengolahannya menggunakan bahan dasar dari beras pilihan. Sudah pasti menggoda selera ParaMantra, bukan? 

Usung Konsep Vietnam Street Food 

Kedai Vietcong berawal dari keinginan Ahmad Kabir, selaku pendiri untuk menciptakan sebuah kedai dengan konsep berbeda. Terinspirasi dari negara lain, katanya. Dalam perjalanan menuju mimpinya, ia ditemani ketiga temannya. Sebut saja Okky W. Sempada, Chilmi Kurnia, dan Brian Gaga. 

Selanjutnya, melakukan riset tentang makanan asli dari berbagai negara yang dapat dijual di Kota Malang. Dengan rasa solidaritas tinggi, ketiganya memulai petualangan untuk mengidentifikasi atau menemukan makanan bercita rasa autentik. “Sampai ke Jogja juga waktu itu. Akhirnya, di tanggal 26 Agustus tahun 2022 kami buka Kedai Vietcong,” ungkap founder Vietcong itu.

Street food dipilih agar pelanggan dapat menikmati langsung suasana malam Kota Malang. Terlebih, tempat operasional dari Vietcong ada di Kayutangan. Tempat berkumpulnya kawula muda. Makanan Pho Bo menjadi pilihan mereka, sehingga dapat menambah kesan tersendiri ketika menyantapnya ditengah keramaian kota.

Potret menu Pho Bo, street food khas Vietnam yang menjadi salah satu menu Kedai Vietcong. MANTRAIDEA/Rendy Andhika Putra

Pho Bo dan Pho Bukan Menu Utama 

Pho dalam bahasa Vietnam berarti mi beras yang dipadukan dengan kuah rempah dan ditambah daun ketumbar serta toping ayam maupun daging. Namun, dalam penyajian di Kedai Vietcong ini sudah dilakukan penyesuaian rasa agar masuk ke lidah orang Indonesia.

“Ada beberapa bahan yang kami tambahkan,” tegas Ahmad. Bahan-bahan yang ia maksud ialah bunga lawang dan cengkeh. Menurut pengamatannya, dari segi rasa dan aroma jika bahan tersebut disatukan menjadi seperti kuah di masakan-masakan Nusantara.

Tekstur unik dari mi dan kuah yang disajikan oleh Kedai Vietcong mampu memikat pelanggannya. Perpaduan yang mereka buat ini belum ditemukan sebelumnya. Tak ayal, 100 porsi bisa ludes dalam waktu kurang dari dua jam. 

Akan tetapi, Pho Bo dan Pho sebenarnya bukan menu utamanya. Namun, menjadi menu yang paling dinanti dan paling laris. Keunikan rasa menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih, tambahan topping daging maupun ayam yang melimpah menjadi  nilai plus dimata pelanggan. 

Tingkat kepedasan untuk menu ini dapat dipesan sesuai dengan keinginan pelanggan. Penyajian dengan memisahkan cabai di atas sendok membuat pelanggan mudah mengatur seberapa banyak cabainya. Seporsi Pho Bo kedai ini membanderol dengan harga Rp. 25.000 saja, sedangkan Pho tertera pada harga Rp. 20.000.

Sistem Vietcong dalam Berjualan

Kedai ini memilih Hari Jumat sebagai hari liburnya. Jam operasionalnya berlaku dari jam 18.30 WIB hingga habis. Dengan produksi menu yang terbatas, yaitu 100 porsi untuk weekday dan 150 porsi untuk weekend. “Tujuannya biar pelanggan gak bosen sama menunya aja, sih,” jelas Ahmad.

Membuat menunya terlihat begitu eksklusif. Apalagi, bahan baku dari mi beras mereka datangkan secara impor dan dalam jumlah yang tidak banyak. Hal ini menjadi alasan kedua mengapa Ahmad menerapkan sistem 100 dan 150 porsi.

Biasanya, pengunjung akan berdatangan untuk memadati suatu tempat pada weekend saja. Namun, hal itu tidak berlaku pada Kedai Vietcong. Weekday maupun weekend kedai ini tetap dipadati pelanggan hingga antriannya cukup panjang. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah melakukan reservasi melalui DM Instagram @vietcong.mlg.

Strategi Vietcong untuk Terus Berkembang

Pertumbuhan dunia F&B di Kota Malang terbilang massive, sebenarnya hal ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk Kedai Vietcong. Namun,  founder kedai ini telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi tantangan tersebut.

“Kami telah menyiapkan beberapa menu, perpaduan antara Vietnam dan Indocina,” ucap Ahmad menjelaskan strategi yang disiapkan untuk keberlangsungan kedainya. “Sehingga, mampu membuat pelanggan penasaran dan tertarik untuk mencoba,” imbuhnya. Apalagi, kedai yang ia dirikan telah mendapatkan pelanggan tetap dan tempat tersendiri di hati masyarakat Kota Malang. 

Kuliner yang mengusung konsep unik memang menarik untuk dicoba. ParaMantra yang tertarik mengunjungi Kedai Vietcong, bisa langsung menjelajah ke daerah Kayutangan Heritage. Mencoba kuliner dengan memadukan dua budaya yang berbeda negara. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *