Podcast Kreatif Indonesia, Eksplorasi Rekam Suara

podcast
Podcast jadi salah satu pilihan utama untuk menikmati konten digital di Indonesia. MANTRAIDEA/Wahyu Orazah.

Mantraidea.com – Podcast terlanjur menjadi salah satu fenomena yang mengiringi era digital. Menciptakan tren baru dan merambah gaya hidup masyarakat. Apalagi, popularitas podcast di Indonesia tidak terbatas pada gelombang pendengar saja. Melainkan, juga merambah pada jumlah podcaster yang meningkat pesat.

Menariknya lagi, hal ini telah menjelma jadi budaya mendengarkan siniar sebagai pilihan ketiga setelah musik dan acara berita. Saking merebaknya, ParaMantra pasti pernah mendengarkannya. Entah di Youtube ataupun laman sosial media lainnya. Tapi, apa sih yang membuat podcast begitu fenomenal?

Apa itu Podcast?

Pada dasarnya, podcast adalah konten audio yang dapat didengarkan oleh khalayak umum. Ini mirip dengan konsep yang dibawa oleh radio. Menurut salah seorang jurnalis ‘The Guardian’, Ben Hammersley, kepanjangan dari podcast yaitu Play On Demand and Broadcast.

Konten podcast mulai dikenal ketika perusahaan teknologi terkemuka, yaitu Apple, memperkenalkan fitur baru. ‘Ipod’ sebutannya. Meski hanya berbasis audio, tetapi inovasi ini mampu memikat minat publik. Hingga akhirnya, banyak platform radio yang mulai gencar mengembangkan produk berbasis audionya, seperti BBC, NPR, hingga Radio One.

Ngomongin podcast dan radio, ternyata keduanya sama-sama menggunakan kanal online, loh! Tak seperti radio dulu yang hanya terbatas pada frekuensi modulasi (FM). Disisi lain, ada perbedaan mendasar antara dua konten audio tersebut. Mulai dari proses pembuatan hingga kedalaman tema. 

Radio memiliki tajuk yang signifikan jika dibandingkan dengan podcast. Melansir dari Podcast Host, podcast memiliki pembahasan yang lebih spesifik pada tiap episodenya. Selain itu, berfokus membahas topik tertentu sesuai minat, seperti cerita horor, monolog keresahan, hingga isu sosial.

Podcast Indonesia
Konten siniar terasa lebih eksklusif jika dibandingkan dengan konten radio pada umumnya. Sumber : Freepik.com

Tren Topik Siniar Indonesia

Ragam tema yang tersaji dalam podcast membawa pengalaman yang unik. Tentu, ini merujuk pada kesukaan topik para pendengar. Berdasarkan survei dari Databoks.com, mayoritas pendengar siniar adalah kalangan anak muda, dengan angka mencapai 22,19%.

Kenyataan tersebut menjadi angin segar bagi podcaster untuk mengangkat isu sesuai preferensi kawula muda. Seperti pembahasan yang dikemas dengan komedi. Hasil riset dari IDN Times menunjukkan bahwa Gen Z begitu antusias mengikuti podcast Deddy Corbuzier. Lantaran, kalangan ini menikmati konten siniar dengan sentuhan humor.

Alih-alih sebagai media untuk mencari informasi saja. Nampaknya, kehadiran konten audio semacam ini telah menjadi rutinitas harian. Seperti Riki, dalam kesehariannya ia selalu menyempatkan diri untuk mendengarkan podcast baik di Youtube maupun Spotify. “Nah kalau aku, konten lawak masih jadi favorit sih,” ujarnya sambil tertawa. 

Tak kalah ramai, genre horor juga merajai sebagian besar kanal podcast. Terbukti dari konten klenik ‘Do You See What I See’ di Spotify yang cukup digemari oleh banyak orang. Meskipun,  genre ini berbanding terbalik dengan topik humor. 

Ada yang menarik dari kedua bahasan tersebut. Perbedaan gender muncul dalam kecenderungan pendengar. Menurut IDN Times, podcast humor lebih condong diminati oleh pendengar laki-laki. Sedangkan, genre horor didominasi oleh pendengar perempuan.

Namun, spektrum isi siniar tak berhenti pada komedi dan horor. Berita, pop & culture, hingga mindfulness juga menopang kenaikan konten. Alasannya sederhana, tetap up to date di semua informasi. Bahkan, budaya pop sekalipun. 

Sementara itu, konten mindfulness memberikan ruang intim yang memungkinkan sesama pendengar lebih aware dengan keadaan psikologis diri sendiri. Seperti ‘Rintik Sedu’ yang membuat pendengarnya seolah-olah dapat recharge energinya kembali. Bukan hanya sekadar mendengarkan, tetapi juga merupakan perjalanan bersama untuk mengembalikan vitalitas melalui podcast.

Ujung Tombak Industri Siniar

Berdasarkan data dari Global Web Index (GWI) pada kuartal ketiga tahun 2021, jumlah pendengar podcast di Tanah Air meningkat hingga 35,6%. Terhitung dari rentang usia 16 tahun hingga 64 tahun. Menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pendengar podcast terbesar kedua di dunia.

Informasi itupun tak luput dari Wulan Indriyani, podcaster Bingkai Karya asal Kota Malang. Menekuni konten audio sejak lima tahun lamanya, ternyata ada kilas balik yang menarik. “Alasanku terjun di dunia siniar, yakni kepuasan kala dapat memberi ruang ke orang-orang untuk mulai bercerita,” ujarnya.

podcaster
Kemampuan story telling sangat dibutuhkan dalam Industri kreatif yang basisnya audio. Sumber : Freepik.com

Dukungan lain dalam industri podcast adalah munculnya broadcasting. Seperti, Portcast Indonesia dan Medio Podcast. Kehadirannya turut meramaikan serta memperluas jangkauan industri ini. 

Menurut Indri, sebelum podcast mulai masif, lumayan susah buat narik pendengar. “Sekarang, udah berkembang pesat, deh. Sesimpel pengguna Instagram yang terbiasa share kanal podcast kesukaannya di instastory,” tambahnya.

Tak terlepas dari industri siniar yang semakin melambung, menjajaki konten hampir di seluruh platform online. Nampaknya, sopan saja jika kini kegiatan mendengarkan siniar jadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat Indonesia.

Lebih jauh, banyak pelaku industri kreatif mulai berlomba-lomba dan kencangkan sabuk untuk meraup banyak peluang. Termasuk diantaranya, kanal podcast yang muncul kala pandemi Covid-19, yaitu Podkesmas. 

Podcast ini berfokus untuk membentangkan jaringan industri siniar di Indonesia. Sebagai salah satu media baru, Podkesmas cukup sukses mengembangkan industrinya. Hingga kini perusahaan yang dibangun oleh Ananda Omesh, Surya Insomnia, Imam Darto, dan Angga Nggok mulai merambah ke jaringan Internasional Asia.

Perkembangan industri kreatif di Indonesia memang haruslah terus didorong. Tak luput dari kesempatan yang datang dari sektor kreatif broadcasting. Hingga nantinya, akan memicu kemungkinan peluang-peluang kemajuan ekonomi kreatif yang lebih besar di Indonesia.

Nah, buat ParaMantra yang nggak pernah melewatkan konten audio, bisa kali share rekomendasi kanal podcast favoritmu di kolom komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *