MAP ID: Kenalkan Budaya Lokal melalui Ekonomi Kreatif

map.id
Logo brand MAP.ID menjadi salah satu desain yang ditorehkan dalam produk kausnya. Sumber: Dokumentasi @map.id_

Mantraidea.com – Dalam gelombang perkembangan ekonomi kreatif, terdapat sebuah brand yang menyuarakan keindahan budaya lokal sebagai daya tarik dalam produk-produknya. Dengan penuh kepiawaian, MAP.ID (Merchandise Art Purwakarta) mampu menorehkan jejak budaya lokal dalam setiap detail desainnya. Brand ini berhasil menjadi perantara yang menghubungkan seni, kreativitas, dan ragam budaya lokal Purwakarta dengan masyarakat luas.

Mengenal Budaya Lewat Desain

MAP.ID atau Merchandise Art Purwakarta adalah brand usaha ekonomi kreatif yang berfokus pada pembuatan merchandise. Melalui produknya yang dikolaborasikan dengan sentuhan seni dan kreativitas lokal. 

Abdullah Affan, selaku founder MAP.ID mengaku terinspirasi untuk mendirikan brand ini saat ia berwisata di Bali. “Saya kepikiran kalau Purwakarta punya brand oleh-oleh sendiri, seperti Joger atau Krisna Bali,” terangnya. Mahasiswa manajemen ini juga memiliki keinginan untuk mengangkat kebudayaan lokal dari kota kelahirannya. Kemudian, ide itu ia kemas menjadi suatu bisnis yang inovatif.

Selain itu, pria berusia 23 tahun ini juga menyebutkan bahwa awal mula penggunaan nama ‘MAP’ berawal dari konsep yang tidak disengaja. Salah satu alasannya adalah desain pertama yang mereka gunakan untuk produknya berupa Peta Purwakarta disertai dengan sejarah kota tersebut. “Peta kan maps, jadi saya mikir ‘apa ya kepanjangannya’. Akhirnya, jadi Merchandise Art Purwakarta,” kenangnya.

produk map.id
Peta dan sejarah Purwakarta tergambar dalam produk MAP.ID, mengundang untuk menjelajahi keindahan budaya lokal melalui desainnya. Sumber: Sumber: Dokumentasi @map.id_

Di awal karirnya, MAP.ID hanya memproduksi baju dan kaus saja. Bahkan, usaha memaksimalkan desain pada produknya tetap dilakoninya hingga saat ini. “Kedepannya kita juga bakal hadirkan produk lain seperti tote bag dan tumbler,” jelas Affan. 

Ciptakan Dampak Sosial

Dalam menghadapi persaingan pasar, MAP.ID telah berhasil menemukan keunikan dan ciri khas dalam brand-nya. Memahami bahwa banyak konsumen yang mencari produk dengan nilai artistik dan bercerita tentang warisan budaya suatu daerah. Dengan memasukkan elemen budaya Purwakarta ke dalam desainnya, brand ini berhasil menarik minat konsumen yang ingin mengenal lebih jauh tentang budaya lokal.

Komitmen MAP.ID terhadap lokalitas, bukan hanya dilihat dari cara mencari inspirasi dari budaya Purwakarta saja. Namun, secara aktif juga bekerjasama dengan Pemerintah Kota Purwakarta untuk memperkenalkan pariwisata daerah tersebut. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga memberikan peluang bagi MAP.ID untuk menciptakan karya-karya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Selain itu, Affan juga mengungkapkan kedepannya ada rencana untuk menjalin kerjasama dengan SLB (Sekolah Luar Biasa). Tujuannya, tidak hanya untuk memberdayakan para penyandang disabilitas, tetapi juga untuk menyalurkan dan mengapresiasi kemampuan mereka. “Kita akan bekerja sama dengan mereka yang memiliki minat dan kemampuan di bidang seni dan desain. Hasil kolaborasi tersebut akan diimplementasikan dalam produk kita,” jelas Affan. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan dampak sosial yang baik bagi sesama. Khususnya, bagi para penyandang disabilitas yang kerap kali dianggap sebelah mata.

Pemanfaatan Penjualan Digital

Tak hanya mengedepankan nilai artistik dan budaya lokal saja. MAP.ID juga menggunakan teknologi dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasarnya. Memanfaatkan platform digital, terutama pada akun Instagram @map.id_ untuk mempromosikan produk baik dalam maupun luar negeri. Didukung dengan konten yang menarik, MAP.ID berhasil menjangkau konsumen yang lebih luas dan meningkatkan visibilitas brand.

kolaborasi produk map.id
Feed desain hasil kolaborasi MAP.ID dan Urang Purwakarta, menghadirkan kreativitas lokal yang memadukan keindahan dan kekayaan budaya lokal. Sumber: Dokumentasi @map.id_

“Meskipun, kurang tahu pembelinya orang lokal atau darimana, tapi kita pernah kirim paling jauh ke Dubai,” bangga Affan sembari tertawa. Melalui platform digital, produk yang digagas oleh Affan dapat ditampilkan dengan mudah. Disisi lain, komunikasi cerita di balik setiap desain yang disalurkan kepada audiens yang beragam juga lebih gampang.

Lebih jauh, brand ini sempat mendapatkan investasi yang cukup besar dari salah satu media info di Purwakarta, yaitu dari akun Instagram @urangpurwakarta.id. “Awalnya kita pakai dana pribadi dan patungan anggota MAP.ID. Tapi, sekarang dapat investor,” syukurnya.

Merchandise Art Purwakarta tidak hanya sekadar brand usaha ekonomi kreatif. Tetapi, juga menjadi agen perubahan yang mengenalkan budaya lokal Purwakarta kepada dunia. Dibuktikan dengan memanfaatkan seni, kreativitas lokal, dan teknologi yang dikolaborasikan dalam satu bisnis.

Affan mengajak semua pihak untuk mendukung ekonomi kreatif lokal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membeli produk-produk kreatif yang dihasilkan oleh seniman dan kreator lokal. Dukungan ini akan memberikan dorongan bagi mereka untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi kreatif terutama di Purwakarta. Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat menciptakan budaya apresiasi terhadap seni dan kreativitas lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *