Mosstone Garden: Gabungkan Seni, Bisnis dan Edukasi

Mosstone Garden
Ragam kreasi pahatan dari limbah yang dikolaborasikan dengan beberapa tanaman hias, menghadirkan inovasi seni baru yang memukau. MANTRAIDEA/Dafa Wahyu Pratama

Mantraidea.com – Sebuah gang kecil di Perkampungan UMKM Rejoso, Kota Batu, tersembunyi satu galeri yang menakjubkan. Diselimuti oleh hijaunya tanaman hias dan dihiasi dengan ornamen-ornamen batu. Galeri itu dianugerahi nama Mosstone Garden oleh pawangnya, yaitu Tomy Ade. Mencerminkan keindahan dan kealamian yang terpancar di setiap sudut tempatnya. Lagipula, suasana di dalamnya begitu tenang dan damai.

Di Galeri kecil itulah Tomy semangat mewarnai hari-harinya dengan memahat batu bata yang didapatkan dari limbah bangunan. Hasilnya sangat jelas, dibuktikan dengan banyaknya pajangan ukiran-ukiran batu yang menyerupai relief candi. Selain itu, Mosstone Garden juga memamerkan ukiran batu dengan ragam bentuk menarik lainnya yang tak pernah absen di galerinya.

Berani Ambil Resiko

Mosstone Garden dirintis Tomy Ade sejak tahun 2010 silam. Ia rela melepas gelarnya sebagai tenaga pengajar seni budaya di salah satu sekolah swasta Kota Malang. Kemudian, dengan tekad yang kuat ia memulai berwirausaha di bidang home decor dan garden decor.

Tomy Ade di Galeri Mosstone Garden
Potret Tomy Ade dan karyanya yang tersimpan rapi di galeri Mosstone Garden. MANTRAIDEA/Dafa Wahyu Pratama

Dalam satu kesempatan, dua hal yang berbeda itu direalisasikan olehnya. Sementara itu, dibalik penggabungan keahlian dalam bidang seni dengan dunia bisnis yang digelutinya saat ini, ada alasan khusus yang membuat keputusan itu dipilihnya. “Lebih bisa bebas dan memiliki banyak waktu untuk menuangkan ide-ide dalam sebuah karya,” ungkapnya dengan semangat.

Teknik manual dengan seni pahat dipertahankan dalam proses pembuatan karyanya. Sehingga, mampu menciptakan produk-produk yang memiliki sentuhan personal bagi para pelanggan. Pria alumni Universitas Negeri Malang tersebut mengatakan, “Teknik pahat meninggalkan kesan yang unik dan berbeda jika dibandingkan dengan produk lain.” Alasan itulah yang membuat produk karyanya terkesan lebih eksklusif. 

Kelihaian Tomy dalam menerapkan seni pahat pada produknya telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari pelanggan. Seperti yang dikatakan Tomy bahwa, “Produk saya sudah pernah dipesan oleh konsumen dari Prancis dan Portugal.” Dikenal oleh banyak orang dan mampu menembus pasar dalam negeri maupun luar negeri, menjadi bukti nyata bahwa usahanya tidak sia-sia. 

Tentu, keberhasilan tersebut tak lepas dari peranan sosial media dalam mengembangkan usahanya. Dengan menggunakan platform sosial media, konsumen potensial dapat dijangkau dengan mudah. Bahkan, jejak Mosstone Garden dapat diperluas di pasar home decor dan garden decor.

Selain itu, keberhasilan juga diraih melalui partisipasinya dalam berbagai pameran bergengsi. Dalam setiap pameran, produknya mampu menarik perhatian pengunjung dengan desain yang unik dan berkualitas. “Kita pernah ikut pameran di Bali, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan di Kota Batu sini,” ujarnya dengan bangga.

Karya dan Cerita

Dalam pembuatan karya, prinsip ‘Memayu Hayuning Bawana’ dipegang teguh oleh Tomy. Prinsip ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk atau upaya menciptakan karya dengan ramah lingkungan. Salah satu cara konkret yang dilakukannya adalah memanfaatkan limbah dari para pengrajin di Kampung Rejoso. Melalui kerjasama tersebut, limbah berhasil didaur ulang dan diubah menjadi bahan baku untuk karyanya.

Karya Mosstone Garden
Karya ‘Ganesha’ (depan) yang memiliki arti simbol ilmu pengetahuan dan karya ‘Ibu Pertiwi (belakang), berarti manusia hidup dibawah naungan Bumi. MANTRAIDEA/Dafa Wahyu Pratama

Namun, tidak sekadar menghasilkan karya seni yang indah secara visual saja. Meskipun demikian, penting baginya menanamkan cerita dan makna dalam setiap produk yang dihasilkan. Sehingga, karyanya mampu berbicara dan menyentuh hati penikmatnya. “Karakter dan ciri khas itu yang membuat karya saya berbeda dan tidak dapat ditemukan di tempat lain,” ungkapnya. 

Dalam perjalanannya, ada satu karya yang mampu membuat customer dari Prancis ‘kepincut’. Karya itu dinamainya ‘Tebing Ganesya’ yang menggabungkan keindahan alam dan unsur mitologi Hindu dengan harmonis. Konsep ini bercerita tentang tebing yang tergerus oleh erosi alam dan menciptakan aliran air yang mengalir secara alami. Sementara itu, di tengah-tengah tebing terdapat relief Ganesya dan Dewa Hindu yang melambangkan kebijaksanaan.

Disisi lain, Tomy juga sempat berhasil menghadirkan replika tebing sungai berukuran  2×10 meter yang kini berada di rumah salah satu pelanggannya. Karya ini menciptakan ilusi optik yang memukau dan menambah keunikan serta daya tarik visual bagi ruang dalam rumah tersebut. “Sewaktu kecil dia sering diajak ayahnya bermain di sungai. Jadi, karya ini mengingat kembali memori di masa kecilnya,” ceritanya.

Tak hanya itu saja, terdapat juga karya dengan konsep ‘Tangan Mengepal’. Tomy menggunakan simbolik yang kuat untuk menyampaikan pesan keberanian, keteguhan, dan semangat dalam menghadapi tantangan hidup. Bagaikan menghidupkan bentuk tangan yang sedang mengepal, detail desain itu pun ia maksimalkan. 

'Tangan Mengepal' Mosstone Garden
Karya ‘Tangan Mengepal’ yang pernah diikutsertakan dalam ajang pameran di Yogyakarta. MANTRAIDEA/Dafa Wahyu Pratama

Bangun Mental Wirausaha

Walaupun telah meninggalkan pekerjaan sebagai tenaga pengajar di sekolah akademik, semangat Tomy dalam berbagi ilmu tak pernah padam. Ia terus berupaya untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak SD dan SMP yang ada di lingkunganya. “Setiap minggu kita belajar bareng, sekaligus ditujukan untuk mengurangi penggunaan gawai pada anak-anak,” ungkapnya.

Tomy tidak hanya berfokus pada aspek seni pahat, tetapi juga mengajarkan pentingnya memiliki mental wirausaha. Ia berbagi pengalaman dan motivasi kepada lingkungannya, agar mereka dapat mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Dengan pendekatan ini, ia mampu menjadi seniman inspiratif dan tenaga pendidik pembentuk generasi tangguh berjiwa wirausaha.

Melalui dedikasinya, Tomy menginspirasi generasi muda untuk menjelajahi potensi dalam hal seni, sejarah dan wirausaha, Ia mendorong pengembangan minat dan bakat, serta mengajarkan menghargai sejarah dan budaya lokal. “Buat generasi muda, ini era bersaing. Kalian jangan sampai terus menerus menjadi follower, usahakan juga menjadi trendsetter,” pesannya. 

Dengan visi dan semangatnya yang membara dalam membangun Mosstone Garden, dapat menjadi inspirasi maupun teladan bagi generasi muda. Dalam upaya untuk mencerdaskan dan memberdayakan anak-anak, Tomy telah menciptakan perubahan yang signifikan di lingkungan sekitarnya. Melalui karya pahatan buatannya, memberikan warisan berharga yang akan membawa dampak positif bagi masa depan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *