Tutup Tahun, Tarkam Exhibition Gelar Pameran Seni Lokal di Petungsewu
Tarkam Exhibition merupakan pameran seni lokal yang satukan seni, budaya, dan masyarakat. Bahkan, jadi wadah bagi siapapun yang ingin berkarya.
Mantraidea.com – Mengisi kegiatan akhir tahun, Tarkam Exhibition resmi dibuka untuk umum pada 25-31 Desember 2024 di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pameran seni lokal ini berhasil melibatkan 15 perupa dan menarik antusias masyarakat sekitar, Rabu (25/12/2024).
Sebenarnya, Tarkam merupakan akronim dari ‘Antar Kampung’. Event ini digelar dengan harapan untuk menyadarkan bahwa seni dekat dengan rakyat. Ahmad Rizal Al Hakim selaku kurator mengungkapkan, “Pameran seni rupa ini menjadi wadah untuk menyatukan seni dan budaya antar kampung”.
Pembukaan Tarkam Exhibition menghadirkan berbagai penampilan seni tradisional. Seperti cerita pewayangan persembahan Ki Dyan Permana yang dikemas sebagai pembawa acara. Selanjutnya, Dewi Anggraeni yang memukau penonton dengan Tari Cunduk Menur dan Adam Yogiestha menampilkan Tari Remo Bolet didikan Sanggar Joyo Sentiko.
Eksplorasi dalam Ruang Rupa
Sebagai salah satu special artist, Nadia Vina Marahani menghadirkan lukisan berjudul ‘Surup’. Karya ini merupakan respon terhadap filosofi Jawa yang sering melarang keluar saat senja dalam konotasi mistis.
Nadia ingin menyampaikan bahwa segala hal memiliki sisi positif dan negatif. Biasanya, senja dikenal memiliki suasana tenang dan syahdu. Namun, dalam karya ini, ia mengambil arti lain dari senja dan menggabungkannya dengan makhluk mitologi Jawa, Batara Yamadipati.
Menarik untuk dibaca: Pameran Produk Ternyata Bawa Banyak Manfaat, Apa Saja?
Keunikan Tarkam Exhibition terletak pada layout ruang pameran yang memberikan kebebasan kepada setiap perupa. Sehingga, mereka memegang kendali penuh atas ruang yang diberikan dalam pameran seni lokal ini.
Seperti ruang ICU (Intensive Care Unit) hasil tangan Tommy Cash. Ruang ini menggambarkan keadaan darurat lingkungan sekitar akibat keserakahan manusia. “Simbol-simbol itu mengibaratkan manusia yang tutup mata, padahal lingkungan butuh rehat untuk regenerasi,” jelasnya.
Beralih ke ruang lainnya, Pranoto Gomo mengajak masyarakat untuk menggali potensi dalam dirinya. Ruang rupa yang ia garap adalah hasil karya seni rupa masyarakat sekitar. Ia melanjutkan, “Banyak orang memiliki potensi seni, tapi takut dan nggak tahu cara memamerkan. Jadi, saya ajak dan bantu sebagai wadah”.
Menariknya, Tarkam Exhibition mendapat apresiasi lebih dari Agni, seorang akademisi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. “Jawa Timur itu antara seni dan budayanya erat. Harapannya, pandangan kita terhadap seni dan budaya lebih luas karena itu ada disekitar kita,” ungkapnya.
Gelaran ini bukan hanya sekadar pameran seni lokal, melainkan upaya untuk meningkatkan kesadaran hingga kolaborasi antara seni, budaya, dan masyarakat. Nah, buat ParaMantra yang mau mengisi liburan akhir tahun, jangan lupa datang ke Tarkam Exhibition ya!