Pop Up Market jadi Opsi Jemput Bola, Tawarkan Pengalaman Berbeda Bagi Pelanggan

pop up market
Pop up Market jadi acara yang ditunggu oleh banyak anak muda, karena menawarkan konsep belanja yang menyenangkan. MANTRAIDEA/Wahyu Orazah

Mantraidea.com – Pop up market telah jadi kegiatan yang tidak asing lagi terutama bagi masyarakat perkotaan. Apalagi, saat ini tak sulit untuk menemukan event tersebut yang diadakan mulai dari cafe hingga pusat perbelanjaan.

Fenomena ini sebenarnya mulai meramaikan Indonesia sekitar tahun 2012. Ketika salah satu non-profit bazar kreatif lokal, yakni Popupmarket.id mulai mengadakan event offline-nya. Sejak saat itu pop up market menjamur, membantu mempromosikan jenama lokal dan menghadirkan solusi kreatif dalam memasarkan produk.

Apa itu Pop Up Market?

Secara umum, pop up market adalah acara yang terbatas pada waktu tertentu dan bertujuan untuk mempromosikan jenama lokal. Menariknya, dengan menawarkan pengalaman unik secara langsung. 

Kilas baliknya, konsep bazar kreatif ini pertama kali diusung pada tahun 90-an. Kala Patrick Courriel Che pemilik perusahaan media di Los Angeles, membuat workshop kreatif yakni The Ritual Expo. Diadakan di sebuah mal yang mempertemukan usaha kreatif musik dan makanan. Lalu, membungkusnya dalam sebuah bazar kreatif yang eksklusif.

Terbaru, di Kota Malang, Jawa Timur, anak muda lokal turut mengadakan acara serupa yang dikemas dalam tajuk ‘Mendadak Lapak’. Dalam proses kreatif acara ini, peran penyelenggara event sangatlah penting. “Inovasi dan evaluasi terus diutamakan guna mencari tahu celah pembaharuan untuk menyesuaikan pasar,” ujar Eca, salah satu penyelenggara ‘Mendadak Lapak’.

event organizer
Penyelenggara event jadi salah satu aspek fundamental, guna terus membuat banyak audience dan tingkatkan loyalitas pada tiap acara yang dibuat. Sumber: Canva

Selain itu, kesempatan berkolaborasi juga membawa hal positif bagi keberlangsungan acara. Bisa saja melibatkan Event Organizer (EO), pelaku jenama lokal hingga penyedia tempat. Bahkan, tak sedikit pengunjung yang memilih untuk berbelanja di pop up market ketimbang langsung ke store-nya, demi menikmati pengalaman berbeda.

 Strategi Bisnis dari Pop Up Market 

Menurut sebuah jurnal retail and distribution management, karakter psikografis memengaruhi intensitas kebiasaan konsumen terhadap pop up retail. Jurnal tersebut mengungkapkan bagaimana konsep pop up market berkaitan langsung dengan aspek kebiasaan positif pelanggan. Uniknya, hasil penelitian membuktikan bahwa pelanggan menikmati setiap new experience di acara tersebut.

Bagi pelaku bisnis pasti tidak asing dengan fakta bahwa produk yang berhasil memenangkan kebiasaan pelanggan akan meraih kesuksesan. Dulu, minat pada sebuah produk hanya mengandalkan informasi yang didapatkan sendiri. Namun, sekarang keputusan pembelian cenderung dipengaruhi oleh pengalaman dari orang lain atau biasa disebut sebagai testimonial.

Nah, pop up market juga jadi salah satu cara mempromosikan bisnis dengan berinteraksi langsung pada calon konsumen. Oleh karenanya, acara ini kadang digunakan oleh para pebisnis untuk mengenalkan produk baru yang belum dirilis secara umum.

Selayaknya promosi, acara tersebut juga memiliki kesempatan untuk menjangkau pasar baru. Tapi, keberhasilannya tergantung dengan objektivitas para jenama lokal dalam melihat celah yang ada. Singkatnya, hal ini menjadi bagian dari strategi marketing canvassing, di mana para pemilik brand mendistribusikan dan menawarkan jasa atau produknya secara terencana.

Menarik Untuk Dibaca: Sunsmile Workshop: Tingkatkan Kreativitas dan Bisnis

workshop kreatif
Tak banyak para pebisnis yang memanfaatkan workshop kreatif pada suatu acara untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan. Sumber: Canva

Militansi Pengunjung, Kunci Sukses Acara

Kalau ngomongin soal event dengan waktu terbatas, rata-rata target objektivitasnya ditentukan oleh kuantitas audiens. Dalam hal ini, ‘Mendadak Lapak’ juga lumayan memperhatikan hal tersebut. “Sejak volume pertama hingga ketiga, kami fokus untuk mengejar antusiasme pengunjung di tiap acara,” tambah Eca.

Oleh karenanya, militansi pengunjung jadi kunci keberhasilan suatu acara seperti  pop up market. Eca menambahkan, “Karena target market yang diincar adalah anak muda, loyalitas pengunjung yang dibangun tidaklah sulit. Padahal, biasanya anak muda cenderung nggak loyal pada satu produk atau jasa”.

Namun, bisa jadi kebiasaan anak muda yang suka coba sana-sini menjadi keuntungan bagi penyelenggara acara bazar kreatif untuk terus meluas. “Merasakan pengalaman beda dan menyaksikan beragam UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang saling adu kreatifitas. Itu sih, alasan kenapa sering datang,” ujar Rio, salah satu pengunjung bazar kreatif.

Pada dasarnya, kegiatan ini merupakan sebuah gerakan untuk memajukan bidang ekonomi kreatif. Tentu, melibatkan banyak pihak untuk berkolaborasi hingga keseriusan pelanggan agar dapat euphoria acara. Sehingga, jadi elemen fundamental untuk terus memompa keberlangsungan acara.

Nah gimana ParaMantra, makin penasaran nggak nih buat coba datang ke acara pop up market? Coba deh komen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *