Sunsmile Workshop: Tingkatkan Kreativitas dan Bisnis

Sunsmile Workshop
SunSmile, workshop dengan konsep jelajah kafe. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Mantraidea.com Ketika dua sahabat yang merasa jenuh saat weekend, bingung melakukan hal apa, terciptalah SunSmile. Sebuah wadah bertemu orang baru untuk meng-upgrade ilmu dan seru-seruan belajar skill baru atau kita kenal dengan workshop. Terlebih tren itu sekarang banyak digandrungi anak muda untuk melepaskan penat.

Peluang Workshop

Berkecimpung di sektor ekonomi kreatif tidak hanya sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan menyalurkan hobi semata. Tapi, privilege yang akan kita dapatkan pun cukup menjanjikan. Relasi pertemanan luas, mengasah kreativitas, dan menambah penghasilan serta membuka lapangan pekerjaan. 

Seringkali, untuk mengeksplor hal tersebut banyak orang memilih mengikuti workshop atau pelatihan kerja. Entah bermanfaat untuk mengasah keterampilan, sekedar hobi, atau bahkan sebagai jembatan membuka peluang bisnis baru. Dengan begitu, banyak juga orang yang memanfaatkan tren itu dengan membuka workshop untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan. 

Hobi Yang Terbayar

Zelly Tulus Widodo, salah satu pelaku ekonomi kreatif yang berhasil membuka workshop di Malang. Zee, sapaannya. Tak sendirian, ia bersama sahabatnya, Noora Faisal Basalamah, atau Olla akrabnya. Kedua sahabat itu adalah owner dari tempat pelatihan pengembangan kreatif, SunSmile. Awalnya mereka hanya ingin menyalurkan hobi, tapi siapa sangka workshop itu berjalan hingga saat ini.

Hobi mereka sangat berbeda. Zee lebih menyukai pekerjaan bidang jasa, dan Olla menyukai pekerjaan kreatif. Tapi, keduanya memiliki tujuan yang sama serta menyukai jalan-jalan dan mencoba hal baru. Keputusan untuk membuat workshop lahir dari sana. Kedua owner ini pun memaparkan kalau bisnisnya berfokus untuk have fun, dan juga menghasilkan uang.

“SunSmile adalah tempat kreatif untuk semua orang,” Zee menjelaskan konsep workshop yang buatannya. Ia ingin menciptakan tempat yang nyaman bagi mentor untuk berbagi ilmu dan orang yang ingin belajar mengembangkan soft skill-nya. Menariknya, berbeda dengan pelatihan yang lainnya, workshop ini mengambil konsep tempat yang nomaden (berpindah-pindah). “Kita pengennya memang konsep outdoor, biar healingnya itu lebih kerasa,” ujar Zee sambil tersenyum. 

Disisi lain, Zee dan Olla juga berusaha untuk membantu memajukan tempat wisata dan kafe yang menjadi tempat workshop. Dampak yang timbul pasca Covid-19 dua tahun terakhir menyadarkan mereka untuk membangun kerja sama tersebut. “Kita pengen bantu banyak bisnis dan pekerja lewat kolaborasi ini,” imbuhnya.

Hasil produk kelas melukis gerabah yang dilakukan peserta SunSmile. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Beda Dari yang Lain

Pelatihan yang unik dan menarik telah SunSmile tawarkan dalam workshop-nya. Kelas merangkai bunga dan mendekor kue, tetap menjadi primadona yang kerap kali di tunggu oleh peserta. “Gak hanya itu, karena ada kelas pembuatan aromaterapi, kerajinan dari tanah liat, melukis, menyulam trus ada beberapa lainnya,” jelas Zee. 

Kerennya, workshop ini juga mengenalkan eco printing. Tujuannya untuk membuktikan bahwa sebenarnya eco printing tidak setua itu. “Pas kelas mereka happy, sih. Kelihatan menikmati dan antusias,” ujar Zee menceritakan suasana workshop yang ia adakan. Menurutnya, alat utama yang mereka gunakan yaitu palu, yang mungkin bisa menjadi alternatif untuk meluapkan emosinya.

Olla menuturkan bahwa tidak ada target khusus untuk peserta yang ikut workshop. Semua yang ingin belajar dan ingin bersenang-senang bisa mengikutinya. “Bahkan kemarin ada anak SD yang ambil kelas Cake Decoration, dan Oma-oma ikut kelas Scented Candle,” tandasnya. 

Tanpa memandang umur, semua peserta dipanggil dengan sebutan “Kak”. Alasannya sederhana, agar semua peserta nyaman dan mudah untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Alhasil, cara itu jitu sehingga relasi pertemanan peserta juga ikut bertambah. 

Tips Ala SunSmile

Banyaknya pelaku ekonomi kreatif yang juga membuka bisnis workshop, maka banyak juga kompetitor dari SunSmile. Kerennya, mereka tidak merasa tersaingi. Fokus pada apa yang mereka punya, kontribusi dan pengalaman yang terbaik adalah kunci kesuksesan bisnis. 

Penentuan target pasar menjadi tantangan utama yang harus segera terselesaikan. “Jika target pasar mahasiswa, cari tau apa yang mereka butuhkan,” ujar Zee yang juga menjadi penyedia jasa les privat. Tak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa banyak yang merantau. Mahasiswa paling suka mendapatkan sesuatu yang menguntungkan, contohnya makanan dan minuman gratis. 

Mentor pottery class, siap membantu peserta ketika proses produksi. MANTRAIDEA/Lailia Nor Agustina

Ketika memilih membuka pelatihan kerja, pastinya mentor menjadi salah satu penentu keberhasilan kelas workshop. Mentor yang seru dan ramah menjadikan suasana workshop lebih hangat. Selain itu, kuota peserta di SunSmile ini pun terbatas. Tergantung mentor dan kelas yang akan terlaksana. 

Seiring berkembangnya bisnis workshop SunSmile, mereka mulai menambah fasilitas seperti tripod. Setiap peserta mendapatkan tripod untuk menaruh ponselnya. “Biar mereka juga gampang bikin kontennya, jadi gak perlu susah-susah buat megangin,” tambah Olla. 

SunSmile menjadi contoh program pelatihan dan keterampilan yang memberikan manfaat besar dalam mengembangkan bisnis. Usaha mengembangkan inovasi dan terus menambah peluang kerja sama adalah hal terpenting. Dari situ, bisnis juga bisa makin terangkat dan lebih berkembang. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *