Sabda Jiwa, Musik Eksperimental Usung Budaya Jawa

Sabda Jiwa, gunakan alat musik beragam untuk menampilkan karyanya. Sumber: Dokumentasi Sabda Jiwa

Mantraidea.com- Malang, dijuluki sebagai barometer musik di Indonesia selain Jakarta dan Surabaya. Bahkan, tidak perlu diragukan lagi mengenai kemampuan anak mudanya dalam berekspresi, terutama di dunia musik. Selalu menghadirkan gaya bermusik yang kreatif dan inovatif. Salah satunya, Sabda Jiwa.

Karya Independen yang Lebih Bermakna

Siapa sih yang belum pernah mendengar musik folk dan eksperimental? Bergerak secara independen, dan cukup digemari kawula muda. Identik dengan kesederhanaan dan keseharian. Itu sebabnya, genre musik ini sering didengarkan saat senja, saat menikmati matahari terbenam.

Lirik lagunya cenderung ringan, cerita tentang alam, lingkungan, dan kritik sosial. Ditandai dengan penggunaan instrumen analog seperti akustik, ukulele, harmonika,  biola, dan masih banyak lagi.  Hebatnya, saat perform diselingi unsur humor dan pesan tersirat yang maknanya sangat dalam.

Banyak yang memaknai bahwa musik folk adalah musik rakyat. Alasannya, karena simpel dan relatable. Bahkan, biasanya musik folk juga digunakan sebagai media bertutur terhadap masalah sosial yang beredar. Mestinya folk itu membumi dan mampu menjadi musik tanpa kelas. 

Disamping itu, musik ini kerap kali dipadukan dengan musik eksperimental. Ciri khasnya ialah suara yang dihasilkan tidak biasa. Entah dari pemilihan alat musik, cara mengoperasikannya, atau juga dari perpaduan alat musik yang digunakan. 

Cerita Sabda Jiwa

Musik akan tetap hidup, walaupun lintas generasi dan melewati ribuan anak muda hingga karya. Penerusnya adalah mereka yang kreatif dalam mengelola sumber dayanya dan berani unjuk diri. Aliran musik akan terus tumbuh seiring berkembangnya zaman, dengan ciri khas yang berbeda. Terutama pada aliran musik folk dan eksperimental. 

Zaman memang semakin modern. Bergerak maju dengan segala hal baru yang diterima. Tapi, banyak kreativitas anak muda yang kini perlahan memadukannya dengan gaya lawas. Ada misi tersendiri yang diusung dengan mengkolaborasikan dua gaya itu, mengarah pada suatu kebaikan. 

Begitu pula dengan Sabda Jiwa. Kelompok seni asli Kota Batu ini, punya satu misi untuk mengangkat kembali sebuah budaya. Tak hanya sekedar berkarya dan bermusik yang dipikirkan mereka. Mengingat, saat ini intensitas orang Indonesia lebih menyukai karya luar negeri. Dari sana, keputusan untuk membawakan musik folk yang cenderung ke arah eksperimental dengan gaya Islam-Jawa menjadi pilihannya. 

Hampir semua lirik lagu karya mereka, berisi petuah hidup untuk mengingat kebesaran Tuhan. Dikemas dengan syair Jawa yang elok nan apik. Perpaduan art perform yang sangat terkonsep, mereka menyesuaikan dengan isu yang tengah beredar. 

Sabda Jiwa, dipilih menjadi nama untuk kelompok seni musik folk itu. ‘Sabda’ yang berarti kata-kata baik. Sedangkan ‘Jiwa’ berarti benih dari kehidupan. “Tentunya terinspirasi dari sabda nabi, yang selalu memberikan pesan positif kepada pengikutnya,” jelas Africo, selaku vokalis Sabda Jiwa. 

Dia mengungkapkan, Sabda Jiwa bermula dari tongkrongan delapan anak muda yang ‘gila’ akan musik. Akhirnya, berujung menjadi pelakon musik. Terlebih, Africo yang kerap disapa Ocir ini mengetahui teman-temannya memiliki alat musik klasik. “Jadi kepikiran, gimana kira-kira kalau alat musik lawas itu dikemas dengan konsep Jawa-Islam,” gumamnya kala itu. 

Duduk Bersila Nikmati Musiknya

Ciri khas tiap pelaku seni akan selalu ditonjolkan demi menarik perhatian penonton. Tak jarang, pelaku seni melakukan aksi yang unik, dramatis,  atau bahkan menampilkan sesuatu yang terkesan menyeramkan. Hal itu juga yang menjadi kekhasan dari Sabda Jiwa. 

Menariknya, mereka memilih untuk tampil dengan gayanya duduk dan bersila. Mungkin memang terkesan aneh, tapi itulah keunikan dari grup musik ini. Seperti yang diungkapkan Sopin selaku salah satu anggota, bahwa mereka ingin menyamaratakan dengan penonton. Alasan yang simpel, tapi cukup menyentuh.

Duduk bersila, menjadi ciri khas Sabda Jiwa saat perform. Sumber: Dokumentasi Sabda Jiwa

Lagu yang diciptakannya, tentu tak jauh dari konsep awal yang disepakati. Perpaduan syair Jawa dengan beberapa petuah agama Islam. Salah satu lagunya berjudul ‘Moyak-mayik’, yang artinya berguncang-guncang. Lagu itu menyiratkan sebuah pesan bahwa keadaan dunia saat ini kerap dilanda bencana alam. Dimana pesan yang ingin disampaikan yaitu tetaplah menghormati alam dan tetap berpegang teguh pada nilai keagamaan. 

Lagu lainnya, yaitu berjudul ‘Sabda Jawa’ berkaitan dengan Tanah Jawa. Lagu ini memiliki makna yang dalam dan berkaitan dengan spiritual. Maksudnya agar kita dapat meneladani sifat-sifat Tuhan melalui musik. 

Art perform menjadi hal yang diutamakan, serta menjadi pembeda antara kelompok seni Sabda Jiwa dengan yang lainnya. Mempertunjukkan musik yang dipadukan dengan drama teatrikal. Kadang juga lebih condong menampilkan kegiatan spiritual. 

Agar konsep Islam-Jawa nya lebih terasa menurut mereka. Dandanan dan pakaian yang digunakan personel saat tampil pun sesuai adat Jawa. Bahkan saat di panggung, tak jarang mereka juga menyalakan menyan dan melakukan beberapa ritual khusus. 

Pesan yang terkandung dalam tiap pementasannya pun berbeda. Tergantung kesepakatan sang vokalis dengan anggota lainnya ingin mengangkat tema apa. Anggap saja, isu yang beredar ialah global warming. Pada art perform-nya, Sabda Jiwa tentu akan mempertunjukkan kegiatan seperti membakar sampah. Oleh karena itu, kunci utama penampilan Sabda Jiwa terletak pada vokalisnya, Ocir. 

Art performance dengan gaya drama teatrikal dan penggunaan didgeridoo, ditonjolkan guna tampil beda dari kelompok seni lainnya. Sumber: Dokumentasi Sabda Jiwa

Diiringi dengan alat musik yang beragam, sehingga grup musik ini juga biasa disebut sebagai penganut musik eksperimental. Terkadang mereka menggunakan didgeridoo sebagai pengiringnya. Keunikan alat musik khas Australia ini terletak pada bentuknya yang panjang menyerupai belalai gajah.

Tak hanya itu saja, mereka juga menggunakan instrumen lainnya. Gitar, gambus, clarinet, suling arab, violin, dan yang lainnya. “Bisa dibilang musiknya jadi lebih bebas gitu, folk iya, eksperimental juga iya,” tambah Africo.

Hingga saat ini Sabda Jiwa masih aktif dalam kegiatannya sebagai musisi. Konsistensi mereka untuk terus melakukan inovasi membuatnya bertahan hingga sampai detik ini. Tentu masih dengan budaya dan konsep yang telah mereka bawa sejak awal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *