Desa Wisata Jawa Timur Masuk 50 Besar ADWI 2024, Layak Dikunjungi!

ADWI 2024
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 telah mencapai babak akhir dan menyisakan 50 desa wisata yang lolos kurasi. MANTRAIDEA/Dafa W. Pratama

Mantraidea.com Tepat pada 26 Mei 2024, babak akhir kurasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 resmi diumumkan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yaitu Sandiaga Uno. Dari total 6.016 desa wisata di seluruh Indonesia, kini tersisa 50 desa wisata yang lolos seleksi.

Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI merupakan program yang digagas oleh Kemenparekraf Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi desa wisata secara berkelanjutan, membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, dan membangkitkan perekonomian desa.

Pada perhelatan ADWI 2024 kali ini, terdapat empat desa wisata di Jawa Timur yang berhasil lolos ke tahap akhir. Sebelumnya, desa-desa ini melewati proses seleksi melalui penilaian dewan juri berdasarkan beberapa kategori. Mulai dari daya tarik, amenitas, digital, kelembagaan dan SDM, serta resiliensi.  

Melihat potensi desa wisata di Jawa Timur yang masuk 50 besar ADWI 2024, sangat disayangkan kalau ParaMantra melewatkan berlibur di empat destinasi wisata ini. Penasaran desa mana yang berhasil masuk Anugerah Desa Wisata tahun ini? Simak informasinya!

Menikmati Budaya Tradisional Desa Wisata Adat Osing Kemiren

Desa Wisata Adat Osing Kemiren berlokasi di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Mulai dari adat istiadat, bahasa, manuskrip, kesenian, dan lainnya. Tak heran, kalau Desa Adat Osing Kemiren masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. 

desa adat osing kemiren ADWI 2024
Masyarakat Desa Wisata Adat Osing Kemiren sajikan beragam kebudayaan yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Sumber: Jadesta

Para pengunjung yang datang akan disajikan dengan Tari Gandrung yang merupakan tarian selamat datang dan juga ikon kesenian Banyuwangi. Menariknya, Desa Adat Osing Kemiren juga dikenal memiliki salah satu maestro Gandrung yang bernama Temu. Sehingga, menambah daya tariknya sebagai destinasi budaya. 

Selain Tari Gandrung, pengunjung Desa Wisata Adat Osing Kemiren juga bisa menikmati pertunjukan budaya lainnya. Seperti halnya Burdah, Angklung Paglak, dan Mocoan Lontar Yusup yang merupakan warisan budaya tak benda. Berbagai acara tahunan yang meliputi Tumpeng Sewu, Festival Gedhogan, Ngopi Sepuluh Ewu, dan Barong Ider Bumi juga masih sering dihelat.

Ketika pengunjung merasa lapar setelah menonton pertunjukan, Desa Adat Osing Kemiren juga menyediakan spot-spot kuliner. Mulai dari Pasar Kampoeng Osing hingga Warung Makan Pesantogan Kemangi. Selain itu, pengunjung juga bisa membawa pulang oleh-oleh seperti batik khas Banyuwangi, Pecel Pitik, dan Kopi Kemiren Jaran Goyang.

Pesona Keindahan Alam Desa Wisata Dewi Anom

Desa Wisata Dewi Anom menawarkan keindahan alam yang memukau. Desa ini berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Malang. Apalagi, kawasannya terletak di ketinggian 850 MDPL (Meter di Atas Permukaan Laut). Sehingga, membuat Dewi Anom sangat layak masuk dalam nominasi ADWI 2024

Bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam, Desa Wisata Dewi Anom menawarkan lebih dari sekadar pendakian Gunung Bromo. Wisata air seperti Banyumaro Tubing dan Sedaer Tubing juga menawarkan sensasi menyusuri sungai yang menantang. Bahkan, tersedia camping ground bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati pemandangan alamnya. 

Desa Wisata Dewi Anom ADWI 2024
Selain keindahan alamnya, Desa Wisata Dewi Anom juga menawarkan pengalaman wisata menyusuri sungai. Sumber: Jadesta

Wisata edukasi di desa ini juga tak kalah menarik. Wisatawan dapat belajar mengenai pentingnya pengelolaan air melalui program ‘Edukasi Selasa Air’. Tak hanya untuk orang dewasa, terdapat juga ‘Edukasi Permainan Tradisional’ yang interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak. Selain itu, ada juga program ‘Outbound’ dan ‘Edukasi Pertanian Seledri’ yang memperkenalkan teknik bercocok tanam seledri.

Mengenal Kesenian Khas Desa Wisata Sempu

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang ketiga berhasil disabet oleh Desa Wisata Sempu. Terletak di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri, tepatnya di lereng kaki Gunung Kelud. Tak heran, jika desa ini menawarkan udara segar dan pesona alam yang memanjakan para pengunjung.

Salah satu keunggulan Desa Wisata Sempu adalah atraksi budayanya yang memikat. Wisatawan dapat merasakan kehidupan masyarakat lokal dengan tradisi dan budaya yang masih dijunjung tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya empat sanggar seni yang menjadi daya tarik utama bagi pelancong.

Desa Wisata Sempu
Atraksi budaya lokal dari masyarakat Desa Wisata Sempu memberikan pengalaman tradisi bagi para pelancong. Sumber: Jadesta

Pertama, Sanggar Seni Kridho Manggolo adalah salah satu sanggar seni jaranan Jawa tertua di Desa Sempu dan Kabupaten Kediri. Sanggar ini menampilkan kesenian tradisional dengan penuh semangat. Kedua, Sanggar Seni Eko Joyo yang menawarkan Tari Kiprah, Tari Remo, dan pertunjukan campursari dengan irama dan gerakan yang khas.

Sedangkan, Sanggar Seni Satriyo Wijoyo Putro mengkhususkan diri pada seni jaranan untuk anak-anak. Sehingga, memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat dalam pelestarian budaya. Terakhir, Padepokan Sokalima yang menambah kekayaan seni dan budaya desa ini dengan menampilkan pertunjukan wayang hingga tari kontemporer.

Tentu, keempat sanggar seni tersebut memberikan pengalaman yang mendalam dan mengesankan bagi para pengunjung. Oleh karena itu, Desa Wisata Sempu wajib dikunjungi teruntuk siapapun yang ingin memahami dan menikmati kekayaan budaya Jawa.

Lestarikan Adat Istiadat di Desa Wisata Gunungsari

Desa Wisata Gunungsari
Kebudayaan dan kearifan lokal dari Desa Wisata Gunungsari masih dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Sumber: Jadesta

Desa Wisata Gunungsari yang terletak di Kabupaten Madiun tak hanya masuk dalam nominasi Anugerah Desa Wisata saja. Melainkan, juga merupakan satu-satunya desa wisata di Madiun yang mengusung tema kebudayaan dan kearifan lokal dengan sangat kental. 

Selain melestarikan Pencak Silat, Desa Gunungsari juga tetap mempertahankan tradisi Nyadran atau bersih desa dan Megengan. Destinasi budayanya juga sangat beragam. Omah Udeng, Omah Jarik, Omah Kriya Janur, Omah Aksara Jawa, dan Omah Manuskrip Lontar menyediakan tempat bagi wisatawan untuk mempelajari dan mengapresiasi kekayaan budaya Jawa.

Pengunjung Desa Wisata Gunungsari pun dapat menikmati pengalaman berbelanja di Pasar Tradisional Pundensari. Sementara itu, jika ingin mempelajari sejarah dan artefak lokal peninggalan, ParaMantra dapat  melipir ke Museum Purabaya.

Begitu juga dengan kuliner di Desa Wisata Sempu yang tak kalah menarik. Wisatawan dapat menikmati berbagai hidangan tradisional seperti Rajamangsa Mantyasih dan minuman Kinca yang khas. Sedangkan, Nasi Pecel daun jati dan Wedang Seger juga bisa jadi pilihan favorit bagi wisatawan yang ingin menjajal cita rasa lokal.

Dengan empat desa wisata di Jawa Timur yang masuk dalam 50 besar ADWI 2024, para wisatawan tentu memiliki banyak pilihan menarik untuk mengisi waktu luang. Kira-kira Paramantra berminat berkunjung ke desa wisata mana nih?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *