Kembang Tanjung, UMKM Khas Kota Batu

Toko Kembang Tanjung, salah satu UMKM yang berkembang di Kota Batu. MANTRAIDEA/Rendy Andhika Putra

Mantraidea.comFashion belakangan ini sangat digemari oleh berbagai kalangan. Maka dari itu, para produsen fashion harus memutar otak dan terus berinovasi sesuai tren. Kembang Tanjung yang berpusat di Kota Batu misalnya. Menariknya, produk fashion ini menggunakan metode ecoprint dan  jumputan yang tentunya ramah lingkungan.

Perjalanan Kembang Tanjung

Pada dasarnya ecoprint ialah teknik pewarnaan kain dengan bahan alami. Menggunakan tanaman yang mengandung getah tanin tinggi sebagai motifnya. Motif dari ecoprint sendiri dicetak dari daun, batang, hingga bunga tanaman tersebut. 

Lain daripada itu, pewarnaan kain dengan mengikat beberapa titiknya kemudian dicelupkan disebut jumputan. Dari sana motif gradasi terbentuk dengan sangat indah.

Sofi Hidayah, owner sekaligus pendiri dari Kembang Tanjung. Dari ceritanya, dirinya dan beberapa temannya mendapatkan pelatihan teknik ecoprint dan jumputan. Setelah dari pelatihan itu, mereka mengambil keputusan untuk menyelam lebih dalam. 

Dengan modal seadanya, mereka membeli kain lalu mengaplikasikan metode ecoprint dan jumputan. Kemudian mencoba untuk menjualnya. 

“Di Kota Batu hanya kami satu-satunya yang menggunakan teknik ini,” ujarnya ketika ditanya alasannya memilih dua teknik tersebut untuk memproduksi sebuah motif kain. Maka peluang untuk memikat calon konsumen lebih banyak karena tidak ada pesaing. Dari sana Sofi bersama teman-temannya semakin memantapkan keputusan mereka untuk mendirikan boutique ini.

Hebatnya, proses pembuatan pun dilakukan secara manual, tanpa mesin. Dengan telaten, bahan alami yang digunakan, ditumbuk dan dipotong kecil-kecil. Bahkan, ada juga yang direbus guna memunculkan pigmen warna. 

Kelebihan Kembang Tanjung ini adalah tetap mempertahankan warna di kainnya agar tidak luntur. Larutan tawas, gamping atau larutan tunjung pun diolahnya guna mempertahankan warna. 

Salah satu contoh kain corak yang dibuat dengan teknik ecoprint. MANTRAIDEA/Rendy Andhika Putra

Terlebih di setiap kain yang telah diproduksi memiliki motif yang berbeda-beda. Cara mereka untuk membuat kainnya lebih eksklusif. Dibuat dengan edisi terbatas, bahkan satu-satunya. Sustainable, menjadi motivasi mereka, sehingga teknik yang mereka pilih saat ini sudah sangat tepat.

Kain bukan satu-satunya produk yang mereka buat. Beberapa produk fashion lainnya seperti baju, outer, tas, jilbab, udeng (penutup kepala) khas Kota Batu hingga sepatu juga mereka perjual-belikan. Upaya untuk mengikuti tren yang berlaku mereka lakukan.

Perjalanan boutique Kembang Tanjung pun mulai. Pengrajinnya dibantu oleh beberapa ibu-ibu dari warga sekitar yang mempunyai basic dalam membuat batik ini. 

Menjalin kerjasama dengan beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lainnya. Produsen sepatu dan produsen lainnya ikut ia kolaborasikan. Bukan tanpa alasan, mencari keuntungan adalah tujuan utamanya. Bukan hanya dari finansial satu belah pihak semata. 

“Ketika konsumen membeli produk dari Kembang Tanjung, maka konsumen tersebut juga ikut membeli dari beberapa UMKM lainnya,” jelasnya. Produk dari hasil ecoprint maupun jumputan dan udeng khas Kota Batu tetap jadi primadona unggulannya. Kerap kali produk itu dipasarkan hingga ke ranah walikota. Dari sanalah upaya menarik perhatian khalayak akhirnya ditargetkannya.

Udeng (tutup kepala) khas Kota Batu dengan teknik ecoprint. MANTRAIDEA/Rendy Andhika Putra

Harga jual yang ditawarkannya pun cenderung ekonomis. Dibandrol dari harga Rp. 100 ribu untuk udeng dan Jilbab. Serta, kain yang berukuran 2,2 x 1,5 meter dijual dengan harga jual Rp. 350 ribu.

Kesempatan untuk Memanfaatkan Peluang 

Untuk saat ini Kembang Tanjung hanya membuka toko offline saja. Namun, penjualan dan pengecekan stok bisa melalui Whatsapp Business dan DM Instagram @_kembangtanjung. ”Karena model dari setiap stok berbeda-beda, sehingga kita masih kesulitan untuk membuat toko online tersebut,” ujarnya.

Kembang Tanjung terpilih oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Daerah (DISPERINDAG) untuk mengikuti pelatihan pengembangan dan penjualan. Kesempatan yang datang tersebut dimanfaatkan untuk memajukan Kembang Tanjung. “Kami akan fokus agar produk kami dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat umum dan bisa di ekspor ke luar negeri,” tutupnya.

UMKM seperti Kembang Tanjung ini sudah sebaiknya diberikan support oleh pemerintah. Seperti pelatihan maupun pemasaran. Sehingga, kedepannya dapat memberikan dampak positif dari segi ekonomi baik bagi UMKM tersebut maupun dari pemerintah. Terlebih, produk ini merupakan produk yang dikelola mandiri dengan modal seadanya.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *