Gali Potensi Ekonomi Kreatif dari Bisnis Terarium

tanaman terrarium
Terarium, seni menanam dari Jepang dengan pengaplikasian di wadah kaca. Sumber: Dokumentasi TerraNa

Mantraidea.com – Di era modern ini, ekonomi kreatif telah menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat. Kreativitas dan inovasi tidak hanya terbatas pada seni visual, musik, dan film, tetapi juga memasuki dunia bisnis. Salah satu contoh nyata dari penggabungan kreativitas dan bisnis adalah bisnis terarium.

Peluang itupun ditangkap oleh Ubeid Fandi Nasrulloh, seorang CFO (Chief Financial Officer) dari Planterium. Lalu, apa saja potensinya dan mengapa bisnis terarium menjadi salah satu bentuk bisnis yang menarik?

Popularitas Terrarium

Terarium merupakan seni menanam di wadah kecil yang yang terbuat dari kaca atau plastik transparan. Teknik menanam dari Jepang ini menggabungkan keindahan visual, kreativitas, dan kesadaran lingkungan dalam satu paket. Menjadikannya pilihan menarik bagi banyak orang yang ingin memiliki taman mini di dalam rumah atau kantor.

Terarium dapat dikreasikan di sebuah bohlam lampu yang menambah kesan estetik. Sumber: Dokumentasi TerraNa

Uniknya, tanaman dalam terarium membutuhkan sedikit perawatan. Alasannya, karena kelembaban dan kondisi mikro di dalam wadah kaca dapat menjaga keseimbangan air maupun nutrisi.

Oleh karena itu, terrarium juga menjadi solusi bagi mereka yang memiliki ruang terbatas ataupun tidak memiliki waktu luang untuk merawat taman biasa. “Dalam kehidupan modern yang serba sibuk, terrarium hadir sebagai alternatif,” ungkap Ubeid.

Salah satu keunggulan bisnis terrarium adalah mengusung konsep kesadaran lingkungan. Dengan menggunakan wadah transparan, terrarium mengoptimalkan pencahayaan alami. Selain itu, penggunaan tanaman hidup dalam terrarium membantu meningkatkan kualitas udara dan memperbaiki ekosistem mikro di dalam ruangan. 

Mulai Perjalanan Kreatif

Ubeid bercerita, bahwa awal mula adanya bisnis ini merupakan hobi salah satu temannya. Mohammad Yusron Nawawi yang kerap dipanggil Yusron. Tahun 2019 lalu, saat Yusron berkelah ke air terjun, moss (lumut) telah menarik perhatiannya. Ia menyimpannya di sebuah botol kaca untuk dibawa.

Mengamati botol kaca yang terisi moss membuatnya berpikir. “Apakah ada seni semacam ini?” Setelah menelusuri, rupanya ia tanpa sengaja telah menciptakan sebuah terrarium. Yusron merangkai lumut-lumut itu hingga membentuk seni dan ia bagikan ke media sosial.

Namun, ada keresahan dalam pikirannya. Memikirkan bagaimana cara mempertahankan keindahan lumut yang tidak lagi pada habitat aslinya. Dari sana perantauan bisnis Ubeid, Yusron dan satu orang lainnya bermula. Mereka mencoba untuk merangkai dan memasarkan produknya.

Gimmia Lifemoss Mini Series, salah satu produk mossarium di Planterium yang menyuguhkan ekosistem di dalam akrilik. Sumber: Dokumentasi Planterium

Hingga sebuah nama muncul. ‘Mossarium’ terlahir dari gabungan seni terrarium dan moss sebagai bahan dasarnya. Nama itu yang mereka gunakan sebagai nama produk.

Selang beberapa waktu mereka mencoba berinovasi menciptakan produk yang lebih baik. Mulai dari memikirkan bagaimana cara yang tepat agar tanaman lumut yang mereka gunakan bisa tetap menempel dengan baik pada wadah kaca. “Awal-awal kami pakai wadah bulat. Tapi, kalau terbalik atau kena guncangan bisa nublek (tumpah),” keluhnya.

Dari kondisi itu, mereka pun melakukan penelitian dan mencari tau lem atau perekat apa yang bisa digunakan untuk tanaman. Penelitian jurnal, melakukan eksperimen, mengorbankan waktu, tenaga serta biaya demi menemukan kunci keberlangsungan bisnis mereka. “Waktu itu sampai kepikiran kalau nggak bisa lanjut, karena nggak ketemu lemnya,” cerita Ubeid sambil tertawa.

Namun, hasil memang tidak mencurangi usaha. Setelah melalui banyak proses untuk berinovasi, mereka pun mendapatkan komposisi yang pas. “Alhamdulillah, kami berhasil bikin lemnya. Di Planterium, kami jual juga buat customer dan yang memerlukan,” ucapnya dengan penuh syukur. 

Planterium dan Dukungannya

Planterium menjadi tempat untuk mengembangkan bisnis terarium dan mossarium Ubeid bersama kawan-kawannya. Toko ini lahir dan berkembang di Kota Malang dengan memanfaatkan sistem penjualan kerjasama oleh beberapa instansi, kafe, ataupun perusahaan. Tak ketinggalan e-commerce juga menjadi salah satu media untuk menyalurkan bisnisnya. Salah satunya melalui TokoPedia dengan memakai alamat di Jl. Raya Kediri, Kec. Gurah, Jawa Timur. 

Terrarium memberikan peluang bagi individu kreatif untuk menggabungkan bisnis dengan pemahaman ekologi. Desainnya mencerminkan gaya unik dan imajinatif, sehingga menciptakan nilai estetika yang tinggi. 

Dalam hal ini, Planterium dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Dapat terbukti dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru dan memperluas pasar untuk produk yang berkaitan dengan hobi tanam maupun seni dekorasi.

Selain itu, Planterium juga memberdayakan para petani jamur karet di kawasan coban (air terjun). Bisnis milik Ubeid ini menjadi pemasok moss atau lumut yang akan digunakan pada produk Mossarium. Biasanya, moss yang tumbuh di sekitar tanaman dibasmi karena hanya menjadi gulma. “Daripada dibuang gitu aja, jadi kita ajak kerjasama,” terangnya.

Pelanggan Planterium dapat memilih berbagai jenis tanaman, hiasan dekoratif, dan desain wadah yang sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini memberikan ruang untuk bereksperimen dan menciptakan tampilan yang unik dan personal.

Hypnum Offmoss dengan nuansa hujan tropis menjadi tipe mossarium unggulan dari Planterium. Sumber: Dokumentasi Planterium

Menariknya, Planterium juga turut memberikan dukungannya untuk alam. Sebesar 5% dari total pendapatannya disumbangkan untuk keperluan pelestarian lingkungan. Programnya pun bermacam-macam, seperti penanaman pohon ataupun kegiatan penghijauan lainnya. “Karena kita ambil dari alam, maka kita kembalikan juga ke alam,” tutup Ubeid.

Bisnis terarium tidak hanya memberikan produk yang indah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi lokal dan kesadaran lingkungan. Dengan terus mengembangkan dan memperluas bisnis kreatif seperti ini, ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk pertumbuhan dan inovasi di masa depan.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *