|

Buku Biografi Musisi Indonesia, Sajikan Inspirasi dalam Setiap Lembaran

buku biografi
Biografi Musisi Indonesia, Superman Is Dead karya Rudolf Dethu menceritakan perjalanan karir band asal Bali ini. MANTRAIDEA_Dafa W. Pratama

Mantraidea.com – Buku biografi seringkali dibaca oleh khalayak ketika mencari sebuah inspirasi. Sesuai namanya, buku biografi adalah karya sastra berbentuk tulisan yang dikemas sedemikian rupa untuk menceritakan kehidupan seseorang. Mulai dari pengalaman masa kecil, beranjak merasakan pahit manisnya kehidupan di masa dewasa, hingga masa tua.

Apalagi, ketika hadir biografi musisi Indonesia yang dikemas dalam sebuah buku. Tentu, ini bisa mengajak penggemar menyusuri jejak langkah para idolanya. Melalui buku profil yang ditulis, tak jarang banyak kisah-kisah menarik yang dituangkan secara eksklusif di dalamnya.

Bahkan, perjalanan musisi Indonesia dari masa kecil hingga pencapaian gemilangnya di belantika musik juga kerap dituangkan dalam sebuah buku. Menariknya, tulisan tersebut disusun rapi dengan menampilkan sisi humanis yang menginspirasi para pembaca. Penasaran dengan siapa saja musisi yang dimaksud? Akan lebih baik kalau Paramantra menyimaknya sampai habis, ya!

1. Chrisye

Musisi legendaris Indonesia bernama asli Christian Rahadi yang mempopulerkan lagu ‘Pergilah Kasih’, memiliki kisah hidup yang tak hanya layak untuk dikenang. Tapi, juga pantas diabadikan dalam sebuah buku. Hingga sekarang, terdapat lima buku biografi yang mengisahkan perjalanan hidup dan karirnya.

Mulai dari ‘Buku Chrisye: Sebuah Memoar Musikal’ dan ‘The Last Word of Chrisye’ karya Alberthiene Endah yang ditulis ketika Chrisye masih hidup. Selanjutnya, ketika Chrisye meninggal dunia, lahir tiga buku yang berjudul ‘Chrisye Kesan di Mata Media Sahabat dan Fans’, ‘10 Tahun Setelah Chrisye Pergi’, dan ‘11 Tahun Kangen Chrisye’.

buku bigrafi musisi
Buku ‘The Last Word Of Chrisye’, mengulas kisah hidup Chrisye di setahun terakhir masa hidupnya. MANTRAIDEA/Dafa W. Pratama

Dari kelima buku tersebut, ada hal yang paling menarik kala menuliskan ‘The Last Word of Chrisye’. Alberthiene Endah, selaku penulis ternyata berhasil mengobrol secara heart to heart setelah makan bersama Chrisye. Selain menggali perjalanan karirnya, ia juga menemukan bagaimana perasaan, pikiran, dan perenungan Chrisye di setahun terakhir hidupnya.

2. Iwan Fals

Tak hanya lirik lagunya yang bisa membakar semangat, kisah sejarah Iwan Fals juga layak untuk ditulis menjadi buku profil. Hingga kini, tercatat sudah empat buku biografi musisi yang mengisahkan solois bernama asli Virgiawan Listanto ini.

Pengalamannya mengarungi masa demi masa, tertulis pada buku ‘Iwan fals – Kisah Nyata’ karya Taufik Adi Susilo. Selain itu, ada juga ‘Iwan Fals Tak Tahu Ini Kapan Terakhir’ yang dikisahkan oleh Abdul Mukhyi dan ‘Iwan Fals Nyanyian Di Tengah Kegelapan’ oleh Mokoo Awee. Terakhir, adalah buku yang disajikan oleh penulis Dharmo Budi Suseno bertajuk ‘Nasionalisme Cinta Iwan Fals’.

Iwan Fals
Deretan karya biografi yang terinspirasi dari kisah hidup dan perjalanan karir dari musisi Iwan Fals. MANTRAIDEA/Dafa W. Pratama

Tak hanya dalam bentuk buku profil, lagu-lagu Iwan fals juga menginspirasi hadirnya novel bertajuk ‘Air Mata Api’ karya Piter Abdullah Redjalam. Singkatnya, ini adalah sebuah novel kaum kusam yang terinspirasi dari lagu-lagu terbaik Iwan Fals. 

Bahkan, Dede Yusuf yang merupakan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, juga sempat menulis buku ‘Bersaing atau Tenggelam’. Menariknya, buku tersebut mengisahkan permasalahan di dunia ketenagakerjaan Indonesia dan terinspirasi dari lagu ‘Sore Tugu Pancoran’ karya Iwan Fals. Keren kan?

3. Didi Kempot

Sebagian besar generasi millenial bahkan generasi Z yang berasal dari tanah Jawa, tentu mengenal maestro campursari satu ini. Meskipun tidak memutar langsung lagunya, tapi pasti pernah mendengar dari ayah atau kakek ketika memutar lagu Didi Kempot kan?

Perjalanan Didi Kempot tak hanya melintasi Pulau Jawa semata. Melainkan, telah merambah ke belantika musik di Negara Suriname. Setiap episode hidupnya sangat menginspirasi. Mulai dari awal karirnya menjadi musisi jalanan hingga dikenal sebagai ‘The Godfather of Broken Heart’, telah menjadi legenda di dunia musik.

Tidak mengherankan jika kisah hidupnya layak tertuang dalam sebuah buku. Buku-buku tentang maestro ini dengan mudah ditemukan diberbagai platform e-commerce. Apalagi, beberapa penulis telah menuliskan hidup sang maestro dengan menghadirkan sudut pandang yang beragam. 

buku biografi didi kempot
Tulisan karya Ahmad Nurcholish dan Milastri Muzakkar yang terinspirasi dari biografi sang maestro campursari, Didi Kempot. MANTRAIDEA/Dafa W. Pratama

Salah satu yang menarik datang dari buku ‘Didi Kempot The Godfather of Broken Heart: Sang Inspirasi Kemanusiaan’ karya Ahmad Nurcholish dan Milastri Muzakkar. Buku ini menceritakan perjuangan Didi Kempot memasarkan lagu campursari berbahasa Jawa. Selain itu, juga mengulas bagaimana musik Didi Kempot mampu mempersatukan semua kalangan tanpa melihat usia, suku, bahasa, gender, dan status sosial.

4. Superman Is Dead

Tak hanya solois, grup band dari Bali yang digawangi oleh Jerinx, Bobby Kool, dan Eka Rock ini telah terabadi dalam buku biografi. Berjudul ‘Rasis!, Pengkhianat!, Miskin Moral!’, buku setebal 219 halaman ini digarap oleh Rudolf Dethu yang juga seorang jurnalis.

Memilih judul itu pun juga bukan tanpa alasan. Hal ini sejalan dengan salah satu bab bukunya yang membahas isu tulisan tato milik Jerinx. Hingga akhirnya, mengakibatkan band ini menjadi musuh publik dan susah untuk menggelar konser di Pulau Jawa.

Tak hanya itu, Superman Is Dead (SID) juga sempat dimusuhi dan dianggap pengkhianat oleh ‘skena’ punk saat itu. Alasannya, karena grup ini menandatangani kontrak dengan sebuah label musik di Indonesia. Bahkan, grup band ini juga menuai penolakan karena kebiasaannya minum bir sebelum naik panggung.

Nah, itu tadi beberapa buku biografi musisi Indonesia yang telah Tim Mantra rangkum. Kalau bicara tentang pentingnya membaca 

buku biografi, baik dari kisah inspiratif hingga perjalanan karir yang penuh tantangan, ParaMantra bisa mengambil sisi positifnya loh! Kira-kira, ParaMantra tertarik untuk baca yang mana nih?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *